Selasa, 20 September 2016

posisi tidur supinasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh. Abnormalitas postur congenital atau didapat memengaruhi efisiensi system musculoskeletal, serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh.Selama pengkajian fisik, perawat mengobservasi kesejajaran tubuh dan rentang gerak abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau kedua-duanya.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari segi anggota badan dan tubuh itusendiri dalam berputar, duduk, berjalan, hal ini salah satunya disebabkan beradapada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring.
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif, yaitu : mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubunya dengan cara dibantu oleh orang lain secaratotal   atau   keseluruhan.   Mobilisasi   aktif   yaitu   :   dimana   pasien   dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain. Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia merasa mulai sembuh. Perubahan gerakan dan posisi inihaus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluar keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalampelaksanaan  mobilisasi. Salah satu  posisi  mobilisasi  yang akan dibahas pada makalah ini adalah posisi supinasi

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa itu pengaturan posisi pasien?
2.      Apa pengertian posisi supinasi?
3.      Apa tujuan posisi supinasi?
4.      Bagaimana prosedur pelaksanaannya?
C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu pengaturan posisi pasien
2.      Untuk mengetahui pengertian tentang posisi supinasi
3.      Untuk mengetahui tujuan dari posisi supinasi
4.      Untuk mengetahui prosedur pelaksanaannya















BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Pengaturan Posisi Pasien 
Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (potter dan perry,2005)
Tujuan merubah posisi
1.    Mencegah nyeri otot
2.    Mengurangi tekanan
3.    Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4.    Mencegah kontraktur otot
5.    Mempertahankan tonus otot dan reflek
6.    Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

B.       Posisi Supinasi
Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.

C.      Tujuan dari posisi supinasi
1.    Meningkatkan kenyamanan pasien
2.    Memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
3.    Untuk pasien pasca operasi dengan anestesu spinal.
4.    Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat



D.      Alat dan Prosedur Pelaksanaan
Dalam melakukan prosedur pelaksanaan ada alat yang harus dipersiapkan guna membantu pasien dalam melakukan posisi supinasi. Adapun alat yang digunakan yaitu :
Persiapan Alat :
1.    Tempat tidur
2.    Bantal
3.    Gulungan handuk
4.    Bantalan kaki
5.    Handscoen (jika diperkukan)

Prosedur Pelaksanaan
1.         Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi
2.         Persiapan klien
Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3.         Persiapan lingkungan
·      Tutup gorden / pasang sampiran.
·      Dekatkan alat-alat.
4.         Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).
5.         Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
6.         Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.
7.         Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat cela disana.
8.         Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
9.         Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.
10.     Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan dan lengan bawah dengan menggunakan bantal.
11.     Lepaskan sarung tangan.
12.     Cuci tangan.
13.     Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry,2005).
2.      Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan posisi pasien yang satu dengan yang lain.

B.       Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Sebagai seorang perawat dapat memahami dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya.
2.      Sebagai seorang perawat dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya dalam praktik keperawatannya. 


DAFTAR PUSTAKA

Hay, Nurur. 2014. “Pengaturan Posisi Pasien”. http://nururhay.blogspot.sg/2014/09/pengaturan-posisi-pasien_98.html. diakses 31 Mei 2016.


Elfin, Perry, Potter, 2000. Nursing Internention And Clinical Skills Second Edition, St Louis, Missauri. Mosby. Inc.

Kozier, Barbara, 1995. Fundamental Of Nursing, California, Addison – Weskey Publishing Company Company Concepts, Process And Practice.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar