BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah
periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi disebut juga sebagai periode
vital, karena kondisi dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan
dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting.
Lagi pula, pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali.
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan
belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas
perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus diatihnya
setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi social (penyesuaian
diri terhadap lingkungan social) dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Macam-macam perkembangan yang dialami oleh bayi yakni
perkembangan fisik, emosi, social, bahasa, intelegensi, motorik dan lain-lain.
Perkembangan itu dilalui oleh bayi sesuai dengan umurnya. Ada yang cepat
perkembangannya dan ada yang lambat.
Maka dari itu penulis akan menjelaskan tentang
perkembangan-perkembangan bayi usia 0-2 tahun. Agar kita semua dapat memahami
tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh bayi secara umum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Perkembangan
Biologis Bayi Usia 0-2 tahun?
2.
Bagaimana Perkembangan Emosi
Bayi Usia 0-2 tahun?
3.
Bagaimana Perkembangan
Bahasa Bayi Usia 0-2 tahun?
4.
Bagaimana Perkembangan
Sosial Bayi Usia 0-2 tahun?
5.
Bagaimana Perkembangan
Motorik Bayi Usia 0-2 tahun?
6.
Bagaimana Perkembangan
Kognitif Bayi Usia 0-2 tahun?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk Mengetahui Perkembangan Biologis Bayi Usia 0-2 tahun.
2.
Untuk Mengetahui Perkembangan Emosi Bayi Usia 0-2 tahun.
3.
Untuk Mengetahui Perkembangan Bahasa Bayi Usia 0-2 tahun.
4.
Untuk Mengetahui Perkembangan Sosial Bayi Usia 0-2 tahun.
5.
Untuk Mengetahui Perkembangan Motorik Bayi Usia 0-2 tahun.
6.
Untuk Mengetahui Perkembangan Kognitif Bayi Usia 0-2 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan
terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama,
pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan
kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun.
Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan
tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan
sama bagi bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan
sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi mulai kehidupan
dengan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini
disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi fisiknya yang buruk akibat ibu
kekurangan gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama
periode prenatal. Akibatnya bayi itu cenderung tertinggal dari teman-teman
sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan fisik adalah factor keturunan dan asupan makanan yang bergizi.
Pola Perkembangan Fisik selama masa bayi :
1.
Berat
Pada usia empat bulan, berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada
usia satu tahun barat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada waktu lahir
atau sekitar 21 pon. Pada usia dua tahun rata-rata berat bayi Amerika adalah 25
pon.
2.
Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi
antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun, antara 28 dan 30 inci, dan usia
dua tahun, antara 32 dan 34.
3.
Proporsi Fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam
masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi
berangsur–angsur menjadi kurang berat di atas dan tampak lebih ramping dan
tidak gempal pada masa akhir bayi.
4.
Tulang
Jumlah tulang meningkat selama masa
bayi. Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai
sampai masa puber. Ubun–ubun atau daerah otak yang lunak 50% bayi yang lahir
telah tertutup pada usia delapan belas bulan, dan pada hampir semua bayi telah
tertutup pada dua tahun.
5.
Otot dan lemak
Urat-otot sudah ada pada waktu lahir
tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat-otot itu berkembang lambat
selama masa bayi dan lemah. Seba;iknya, jaringan lemak berkembang pesat,
sebagian karena tingginya kadar lemak didalam susu yang merupakan bahan makanan
pokok bagi bayi.
6.
Bangun tubuh
Selama tahun kedua, ketika proporsi
tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang
karaktesistik. Tiga bentuk bangun tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik,
yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung bulat dan
gemuk, dan mesomorfik yang cenderung berat, keras, dan empat persegi panjang.
7.
Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat
hingga enam gigi susu pada usia satu tahun da 16 pada usia dua tahun. Gigi yang
pertama muncul adalah gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah geraham. Empat
gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa
kanak-kanak.
8.
Susunan Saraf
Pada waktu lahir, berat otok adalah
seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otat paling pesat pada usia
dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan
pengendalian tubuh, bertambah beratnya tiga kali lipat satu tahun sesudah
kelahiran. Ini berlaku juga untuk otak besar.
9.
Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata
sudah cukup. Terkoordinasi untuk memungkinkan mereka melihat sesuatu secara
jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan
mereka melihat warna. Pendengaran berkembang pesat selama waktu ini. Penciuman
dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelehiran, terus membaik selama
masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit karena tekstur
kulit mereka yang tipis dan karena semua organ perasa yang berhubungan dengan
peraba, tekanan, rasa, sakit dan suhu berkembang dengan baik.
B.
Perkembangan Emosi
Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika
seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap
penting olehnya. Emosi diwakili oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan
atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami.
Emosi juga bisa berbentuk sesuatu yang spesifik separti rasa senang, takut,
marah, dan seterusnya. Sebagai contoh, seorang bayi bisa menunjukkan ketakutan
yang luar biasa atau yang biasa saja pada situasi tertentu.
Bayi menangis karena ia merasa lapar, dan tangisan itu
berubah menjadi tangisan panik bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi
emosi terbagi menjadi dua :
1.
Emosi Primer, yang muncul pada manusia dan juga binatang.
Yang termasuk emosi primer ini adalah terkejut, tertarik, senang, marah, sedih,
takut, dan jijik. Semua emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama.
2.
Emosi yang disadari, yang memerlukan kognisi, terutama
kesadaran diri. Yang termasuk jenis emosi ini adalah empati, cemburu dan
kebingungan yang muncul pada 1,5 tahun pertama (setelah timbulnya kesadaran
diri), selain itu juga ada bangga, malu, rasa bersalah yang mulai muncul pada
2,5 tahun pertama.
Pada usia
tiga bulan, bayi bisa merasakan perasaan tertekan disatu pihak dan dan perasaan
senang atau gembira dilain pihak. Berarti senang dan gembira merupakan
perkembangan emosi baru yang sifatnya baru dan tidak terdapat ketika bayi
lahir. Pada usia lima bulan muncul perasaan marah dan benci, yang merupakan
sisi lain perkembangan perasaan tertentu yang terganggu. Usia tujuh bulan mulai
nampak adanya perasaan takut. Kemudian umur 10-20 bulan, perasaan bersemangat
dan kasih sayang mulai terpisah dari perasaan senang atau gembira. Makin besar
anak itu, makin besar pula kemampuannya untuk belajar dari lingkungan, sehingga
perkembangan emosinya semakin rumit. Perkembangan perasaan melalui proses
kematangan hanya terjadi sampai seorang anak berusia satu tahun. Setelah itu
perkembangan emosi selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses dan hasil
belajar.
C.
Perkembangan Bahasa
Bahasa mempunyai fungsi antara lain sebagai alat untuk
menyatakan ekspresi, mempengaruhi orang lain, dan sebagai alat untuk memberi
nama sesuatu. Perkembangan mental lainnya pada bayi ialah kemampuan menggunakan
kata-kata permulaan; ada pengembangan bahasa. Ia mulai bersuara untuk
mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau
dengan menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat komunikasi dengan
orang dewasa. Ia berceloteh dan berkicau riang, jika hatinya merasa senang
gembira. Celotehan ini akan bernada tinggi dan mengeras bunyinya, jika dia
merasa tidak sabaran dan tidak senang. Lalu berganti jadi geram dan tangis.
Oleh karena itu pada usia yang sangat muda, tangis bayi merupakn alat
komunikasi dan alat pengekspresi kehidupan batiniahnya.
Masa bayi dikatakan juga sebagai fase pra-bicara,
dimana ada 4 tahap yang akan dilalui, yakni:
1.
Pra-mengoceh (berupa tangisan dan bunyi bahasa
tertentu)
2.
Mengoceh (usia sekitar 6-12 bulan)
3.
Kalimat satu kata (usia sekitar 12-15 bulan)
4.
Kalimat dua kata.
Perkembangan kemampuan berbahasa dapat juga
dipergunakan sebagai salah satu tanda perkembangan kognitif. Kemampuan
berbahasa untuk bayi usia 4 minggu ditandai oleh keluarnya suara-suara kecil
yang berasal dari tenggorokan, dan bayi mulai tertarik pada suara bel. Sekitar
usia 4 bulan, si bayi mampu tertawa, dan menunjukkan vocal-vokal yang ramah,
senang. Pada usia 6 atau 7 bulan, anak-anak mulai berbicara yakni misalnya
dengan menggunakan kata-kata yang belum jelas artinya.
Clara dan Wiliam Stern, ilmuan bangsa Jerman, membagi
perkembangan bahasa bayi usia 1-2 tahun menjadi dua :
1.
Kalimat satu kata (usia 1 sampai 1,5 tahun)
Sebagian kata-kata yang diucapkan anak belum dapat disebut kata dalam arti
yang sebenarnya. Anak menggunakan kata-kata itu untuk menyatakan perasaan dan
keinginannya dengan satu kata. Pernyataan satu kata telah mempunyai arti
sebagai satu kalimat. Contoh, anak berkata “ibu!” sambil ia menunjuk kearah
kursi. Sebenarnya yang ingin dikatakannya ialah “mari duduk dikursi.” Diantara
perkataan-perkataan yang diucapkan itu diikuti dengan gerakan-gerakan badannya.
2.
Kalimat dua kata dam kalimat tiga kata (usia 1,5
sampai 2 tahun).
Masa ini disebut juga dengan masa memberi nama, karena pada masa ini anak
sudah menyadari bahwa setiap benda mempunyai nama. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan anak berupa, ini apa? Itu apa? Siapa itu? Mengapa ia? Dan sebagainya.
Pada masa ini terjadi gejala kesukaran berbicara. Hal ini disebabkan karena
perkembangan pikiran dan perasaannya lebih cepat daripada perbendaharaan kata
yang dikuasainya. Untuk melengkapi kekurangan ini, anak melengkapinya dengan
gerakan-gerakan tangan, muka dan sebagainya. Gerakan-gerakan itu akan berkurang
seiring kemajuan perkembangan bahasanya.
D.
Perkembangan Sosial
Sebagian psikolog berpendapat bahwa perkembangan
social anak dimulai sejak anak lahir didunia. Terbukti, seorang anak yang
menangis adalah dalam rangka mengadakan hubungan atau kontak dengan orang lain.
Atau anak tampak mengadakan aktifitas meraban, tersenyum bila memperoleh
rangsangan dan teguran dari luar.
Bayi merupakan makhluk social, yang membutuhkan adanya
orang lain. Pada periode ini, ia tergantung sepenuhnya pada orang lain dalam memenuhi
segala kebutuhannya, terutama kasih sayang dan perlindungan dari segala
gangguan.
Ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, karena
ibulah yang merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini
sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh sang ibu dia akan menangis. Sekitar
usia 3 atau 4 bulan seorang anak sudah dapat mengenal wajah ibunya. Setelah itu
baru pada orang lain yang ikut merawatnya setiap hari, misalnya ayah, kakak,
nenek dan anggota keluarga yang lain. Batas lingkup hubungan social ini
terbatas para orang-orang seisi rumah dan pada unit keluarga saja. Terhadap
orang-orang diluar rumah yang tidak dikenalnya, dia merasa asing, namun lama
kelamaan setelah terbiasa bertemu ia tidak merasa takut atau asing lagi.
Jadi orang yang dikenal lebih dahulu oleh seorang bayi
adalah orang yang selalu dekat dengannya, yang sering dia jumpai setiap saat,
baru orang-orang lain yang berada diluar rumah.
Perilaku social-pribadi untuk bayi usia 4 minggu
sampai dengan 12 bulan, diawali dengan mulai memerhatikan wajah. Kemudian
bermain-main dengan tangan dan bajunya, mampu mengenali botol, serta mulai
memasukkan makanan ke mulut. Tahap berikutnya adalah mulai bermain dengan kaki
dan mainan, mengharapkan suasana ketika sedang makan. Selanjutnya diikuti oleh
kemampuan untuk bermain permainan anak-anak yang sederhana, serta mampu makan
biscuit sendiri. Pada usia sekitar 12 bulan, bayi akan mulai tampak kemauan
untuk dipakaikan baju, mampu berbagi mainan, serta mampu makan dengan jari-jari
tangan.
Perilaku social pribadi yang ditunjukkan oleh anak
yang berusia 18 bulan adalah kemampuan untuk makan dengan menggunakan sendok,
meskipun masih terdapat remah-remah makanan yang terjatuh. Selain itu keinginan
untuk buang air besar ataupun kecil sudah mulai teratur. Kemampuan mengatur
keinginan buang air ini akan akan diikuti oleh kemampuan untuk menyatakan
keinginan buang air serta kemampuan untuk bermain dengan boneka ketika anak
berusia 2 tahun.
E.
Perkembangan Motorik
Yang dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang
peranan dalam motorik, yaitu otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang
dimotori dengan kerja sama antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan
motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan
sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya. Anak yang
berusia 3 bulan sudah dapat menggerak-gerakkan kepalanya mencari-cari sumber
bunyi, mengikuti benda dengan matanya. Pada saat inilah ada artinya anak diberi
alat mainan, misalnya balon berwarna yang digantungkan diatas ayunannya. Untuk
lebih jelasnya, akan dipaparkan tahapan-tahapan motorik dalam periode ini,
yaitu sebagai berikut :
1.
Usia 2,5 bulan, dapat mengangkat kepalanya 45 derajat
sambil berbaring tengkurap.
2.
Usia 3,2 bulan, dapat duduk dengan bantuan orang lain,
kepala dapat tegak/diam.
3.
Usia 4,8 bulan, bila dalam posisi telungkup, sudah
dapat mengangkat perut, dada dan kepala atas.
4.
Usia 10,2 bulan, sudah dapat duduk tanpa bantuan orang
lain.
5.
Usia 12,2 bulan, dapat berdiri dengan berpegangan.
Sedangkan
tahapan dalam belajar berjalan, yang dimulai belajar duduk, merangkak, baru
kemudian berjalan, dapat dilihat dalam uraian berikut:
1.
Usia 1 bulan, bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah
umurnya bertambah ia mulai berlatih menggerak-gerakkan tubuhnya.
2.
Usia 2 bulan, ia menggerakkan dan memutar kepalanya
dengan susah payah.
3.
Usia 3 bulan, ia belajar membalikkan badannya, tetapi
setelah tertelungkup, seluruh badan dan mukanya terbenam diatas pembaringannya.
4.
Usia 4 bulan, pada waktu tertelungkup, mencoba
mendongakkan kepalanya sedikit walaupun dalam waktu yang singkat sekali.
5.
Usia 5 bulan, setelah mampu menegakkan kepalanya,
mencoba mengangkat dadanya dengan menopangkan kedua kaki dan tangannya.
6.
Usia 6 bulan, sudah ada keinginannya untuk merangkak
bila sedang menelungkup, dan diletakkan sebuah mainan didepannya, ia akan
menggerak-gerakan kaki dan tangannya seolah-olah berenang, tetapi hasilnya
belum tercapai karena otot-ototnya belum kuat, dengan sedikit bantuan dengan
mengangkat badannya barulah ia dapat bergerak maju sedikit.
7.
Usia 7 bulan, sudah dapat duduk sendiri dan berbaring
berbalik-balik.
8.
Usia 8 bulan, dibantu belajar berdiri.
9.
Usia 9 bulan, dapat berdiri sendiri sambil berpegang
pada sisi-sisi meja dan kursi.
10.
Usia 10 bulan, jika otot-ototnya sudah cukup kuat,
serta sarafnya cukup matang, mulai berlatih merangkak.
11.
Usia 11 bulan, belajar merambat dengan berpegangan
pada perabot rumah tangga.
12.
Usia 12 bulan, mencoba berdiri sendiri, selanjutnya
berjalan sendiri.
Untuk kecakapan memegang atau meraih benda dalam
rangka mengkoordinasikan jari-jari tangannya, sehingga dapat memegang dengan
sempurna, melalui tahap-tahapan sebagai berikut :
1.
Usia 1 bulan, akan memandang benda yang ada dihadapannya,
tapi masih belum mampu untuk memegang.
2.
Usia 2,5 bulan, akan memukul benda itu.
3.
Usia 4 bulan, sudah mencoba untuk menyentuhnya.
4.
Usia 5 bulan, sudah dapat menyentuh, mencoba memegang
tapi belum dapat menggenggamnya dengan baik.
5.
Usia 7 bulan, telapak tangan ikut memegang peranan.
6.
Usia 9 bulan, jari telunjuk mulai memegang peranan.
7.
Usia 13 bulan, sudah ada koordinasi antara ibu jari
dan jari telunjuk, dan jari-jari yang lain sudah dapat dipakai secara efektif.
Dengan kata lain si bayi sudah dapat memegang dengan baik.
Perlu diketahui bahwa batasan-batasan umur dalam
uraian ini bersifat relative, karena setiap anak mempunyai irama perkembangan
sendiri-sendiri. Pada usia sekitar 17 bulan, anak sudah dapat berjalan dengan
berbagai variasi, misalnya berjalan mundur, dan berjalan diatas tumit pada
sekitar 30 bulan. Sekitar usia 18 atau 20 bulan, anak dapat memanjat tangga
dengan bantuan orang lain. Biasanya yang menjadi sasaran untuk melakukan
kegiatan memanjat ini adalah benda-benda perabot rumah tangga, seperti kursi,
meja, almari, pagar, dan lain sebagainya, sehingga membuat pusing orang yang
mengawasinya. Pada usia 18 bulan, anak juga sudah mencoba untuk berlari,
meskipun gaya berlarinya masih seperti gaya berjalan.
F.
Perkembangan Kognitif
Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu
yang sangat besar. Pada usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya
melalui beberapa hal berikut ini :
1.
Belajar melalui pengamatan/ mengamati.
Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati hal-hal di sekitarnya.
Banyak “keajaiban” di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian
melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari
tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai
pemuas rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat mengamati
lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya terjadi
berdasarkan pengalamannya.
2.
Meniru orang tua.
Anak belajar dari lingkungan sekitarnya. Sekitar usia 17 bulan, anak sudah
mulai mengembangkan kemampuan mengamati menjadi meniru. Hal yang ditirunya
adalah hal-hal yang umumnya dilakukan orang tua. Pada usia 19 bulan, anak sudah
banyak dapat meniru perilaku orangtua.
3.
Belajar konsentrasi.
Pada usia 14 bulan, anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap suatu
benda. Hal ini dapat dilihat pada ketekunan anak dengan satu mainan atau satu
situasi. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi tergantung pada keadaan atau daya
tarik berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk
berkonsentrasi pada usia ini adalah sekitar 10 menit.
4.
Mengenal anggota badan.
Pada usia sekitar 15 bulan, anak sudah dapat diajarkan untuk mengucapkan
kata-kata. Anak-anak akan merasa sangat senang jika orangtua mengajarkan
kata-kata yang bernamakan anggota tubuhnya sambil menunjukkan anggota tubuhnya.
5.
Memahami bentuk, kedalaman, ruang dan waktu.
Pada tahun kedua, anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami berbagai
hal. Melalui pengamatannya, anak menemukan adanya bentuk, tinggi atau rendah
benda (kedalaman) dan membedakan kesempatan berdasarkan tempat (ruang ) dan
waktu. Pemahaman ini mulai tampak pada usia 18 – 24 bulan.
6.
Mulai mampu berimajinasi.
Kemampuan berimajinasi atau membentuk citra abstrak berkembang mulai usia
18 bulan. Anak sudah mulai menampakkan kemampuan untuk memikirkan benda yang
tidak dilihatnya.
7.
Mampu berpikir antisipatif.
Kemampuan ini mulai tampak pada anak usia 21 – 23 bulan. Anak tidak sekedar
mengimajinasikan benda yang tidak ada di hadapannya, lebih jauh lagi dia mulai
dapat mengantisipasi dampak yang akan terjadi pada hal yang dilakukannya.
8.
Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata.
Pada usia 12 – 17 bulan, anak sudah dapat memahami kalimat yang terdiri
atas rangkaian beberapa kata. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan
komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada
usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti
“mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan
kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan
mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
9.
Cepat menangkap kata-kata baru.
Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam
mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan kata anak-anak pada usia ini mencapai 50
kata. Selain itu, anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama
sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar
kata-kata baru lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Perkembangan Fisik bayi selama enam bulan pertama,
pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan
kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun.
Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan
tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
2.
Kehidupan emosional bayi masih mentah. Ia menangis
karena ia merasa lapar, dan tangisan itu berubah menjadi tangisan panic bila
didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi emosi terbagi menjadi dua emosi primer
dan emosi yang disadari.
3.
Bayi mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya
pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara
dan lafal tertentu sebagai alat komunikasi dengan orang dewasa. Ia berceloteh
dan berkicau riang, jika hatinya merasa senang gembira. Celotehan ini akan
bernada tinggi dan mengeras bunyinya, jika dia merasa tidak sabaran dan tidak
senang.
4.
Pada perkembangan social bayi, ibu merupakan orang
pertama yang dikenalnya, karena ibulah yang merawatnya dan selalu berada
didekatnya. Hubungan dengan ibu ini sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh
sang ibu dia akan menangis.
5.
Yang dimaksud dengan motorik adalah segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang
peranan dalam motorik, yaitu otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang
dimotori dengan kerja sama antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan
motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan
sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.
6.
Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu
yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bawani, Imam. 1997. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya : Bina Ilmu Offset.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan).
Jakarta : Erlangga.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju.
Pratisti, Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor :
Macanan Jaya Cemerlang.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
Zulkifli. 1992.
Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan).
Jakarta : Erlangga. Hal : 79.
ohn W. Santrock. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. 2007. Hal :6.
Drs Zulkifli L. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 1992. Hal :34.
Dr. Kartini Kartono. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju.
1995. Hal :103-104
Wiwien Dinar Pratisti. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : Macanan Jaya Cemerlang. 2008.
Hal:71
Dr. H. Imam Bawani, M.A. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya : Bina Ilmu Offset.
1997. Hal: 52-53.
Drs. Zulkifli L.
Op. Cit., Hal: 25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar