Rabu, 29 Maret 2017

KTI Rokok pnyebab karsiogenik pada paru



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kanker paru-paru sangat jarang ditemukan sebelum ada rokok. Bahkan sebelum tahun 1761 belum diakui sebagai penyakit. Pada tahun 1878, kanker paru-paru hanya 1% dari semua kanker. Pada awal 1900-an, meningkat menjadi 10-15%. Pada tahun 1912, terdapat 374 kasus kanker paru-paru di seluruh dunia. Pada tahun 1929, dokter Fritz Lickint mengakui bahwa terdapat hubungan antara merokok dan kanker paru-paru, yang menyebabkan terdapat kampanye antirokok yang agresif. Penelitian pada 1950-an di Inggris adalah hasil penelitian pertama yang menunjukkan bukti epidemiologi yang kuat tentang hubungan antara kanker paru-paru dan merokok.
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, terutama asap rokok. Kanker paru-paru adalah kanker pembunuh terbesar dimana telah membunuh hampir 90% penderitanya atau 30% dari seluruh kematian akibat kanker. Sekitar 1,56 juta orang meninggal setiap tahunnya karena kanker paru-paru.
Jika tidak diobati, pertumbuhan sel kanker bisa menyebar ke luar paru-paru melalui proses metastasis ke jaringan di dekatnya. Seringkali kanker paru-paru berasal dari pertumbuhan sel abnormal pada jaringan epitel. Gejala paling umum kanker ini adalah batuk (termasuk batuk darah), penurunan berat badan, sesak napas, dan nyeri pada dada. Kanker paru-paru menyebabkan kematian karena paru-paru merupakan bagian dari sistem pernapasan pada manusia. Jika pernapasan terhambat, maka suplai oksigen ke seluruh tubuh juga terhambat.
Orang yang paling beresiko terkena kanker paru-paru adalah orang yang sering terpapar asap rokok (sekitar 80-90% dari total penderita kanker paru-paru) walaupun orang itu bukan perokok yang sering disebut perokok pasif (sekitar 10-15% dari total penderita). Penyebab lainnya adalah faktor genetik, paparan gas radon, asbes, dan polusi udara.
Pengobatan kanker paru-paru tergantung pada tahap kanker dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. Perawatan umum pada penderita meliputi operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Di negara majupeluang hidup lebih besar dibandingkan di negara berkembang harapan hidup lebih pendek.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa definisi rokok?
2.         Apa kandungan zat berbahaya dalam rokok?
3.         Bagaimana hubungan rokok dengan kanker paru?
4.         Bagaimana epideminologi kanker paru?
5.         Apa gejala kanker paru?
6.         Bagaimana patogenesis kanker paru?
7.         Bagaimana cara mendiagnosis kanker paru?
8.         Bagaimana pencegahan kanker paru?
9.         Bagaimana penanganan dan pengobatan kanker paru?

C.       Tujuan
1.         Untuk mengetahui definisi rokok
2.         Untuk mengetahui kandungan zat berbahaya dalam rokok
3.         Untuk mengetahui hubungan rokok dengan kanker paru
4.         Untuk mengetahui epideminologi kanker paru
5.         Untuk mengetahui gejala kanker paru
6.         Untuk mengetahui patogenesis kanker paru
7.         Untuk mengetahui cara mendiagnosis kanker paru
8.         Untuk mengetahui pencegahan kanker paru
9.         Untuk mengetahui penanganan dan pengobatan kanker paru

D.      Metode
Metode yang saya gunakan adalah kajian pustaka dilakukan dengan mencari literature di internet dan buku-buku panduan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau  ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam
Menurut WHO, merokok akan menciptakan beban ganda, karena merokok akan menganggu kesehatan sehingga lebih banyak biaya harus dikeluarkan untuk mengobati penyakitnya. Disamping itu merokok juga menghabiskan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli makanan yang bergizi.

B.       Kandungan Zat Berbahaya Dalam Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya
No
Nama zat
Defenisi & efek terhadap kesehatan
1
ACROLEIN
C3H4O
Zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh dengan mengambil cairan dari glyceril atau dengan mengeringkannya. Pada dasarnya zat ini mengandung alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan.
2
KARBON MONOXIDA
CO
Gas yang tidak berbau. Zat ini dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat karbon. Jika karbon monoxida ini masuk ke dalam tubuh dan dibawa oleh hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh. Satu molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen. Apabila didalam hemoglobin itu terdapat karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen.
3
NIKOTIN
C10H14N2
Cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat rasa lapar. Jadi menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok.
4
AMMONIA
NH3
Gas yang tidak berwarna, terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Memiliki bau yang sangat tajam dan merangsang. Zat ini sangat cepat memasuki sel-sel tubuh dan kalau disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan atau koma
5
FORMIC ACID
HCO2H
Cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.

6

HYDROGEN CYANIDE
HCN

Gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa. Zat ini paling ringan dan mudah terbakar. Cyanide mengandung racun berbahaya dan jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan berakibat kematian.
7
NITROUS OXIDE
N2O
Gas tidak berwarna dan jika diisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan membuat rasa sakit. Zat ini awalnya adalah untuk zat pembius pada saat operasi.
8
FORMALDEHYDE
CH2O
Gas tidak berwarna dan berbau tajam. Gas ini bersifat pengawet dan pembasmi hama.
9
PHENOL
C6H5OH
Zat ini terdiri dari campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi zat-zat organik misalnya kayu dan arang. Phenol bisa terikat didalam protein dan menghalangi kerja enzyme
10
ACETOL
C2H4O2
Zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap dengan alkohol.
11
HYDROGEN SULFIDE
H2S
Gas yang mudah terbakar dan berbau keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi berisi pigmen).
12
PYRIDINE
Cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Zat ini mampu mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
13
METHYL CHLORIDE
CH2=CHCl
Merupakan campuran zat-zat bervalensa satu atas mana hidrogen dan karbon sebagai unsur utama. Zat ini merupakan compound organis yang sangat beracun dan uapnya bersifat sama dengan pembius.
14
METHANOL
CH3OH
Cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Jika diminum dan diisap dapat berakibat pada kebutaan dan kematian.
15
TAR
C6H6
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapatkan dengan cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang menyebabkan kanker paru-paru.



C.       Hubungan Rokok Dengan Kanker Paru
Merokok sejauh ini merupakan penyebab utama kanker paru-paru. Asap rokok mengandung setidaknya 73 zat karsinogen (penyebab kanker) termasuk radioaktif polonium. Di negara maju, 90% kematian akibat kanker paru-paru pada pria selama tahun 2000 diakibatkan oleh kebiasaan merokok (70% untuk perempuan). Di seluruh dunia, 80-90% penyebab kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok.
Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan kurang lebih 25 jenis penyakit dari berbagai organ tubuh manusia. Penyakit tersebut, antara lain: kanker mulut, esophagus, faring, laring, paru, pankreas, kandung kemih, dan penyakit pembuluh darah. Hal itu dipengaruhi pula oleh kebiasaan meminum alkohol serta factor lain. (Aditama, 1995).
Merokok merupakan penyebab 87% kematian akibat kanker paru. Pada wanita, kanker paru melampaui kanker payudara yang merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Hal ini disebabkan karena dalam tiga dekade terakhir ini, jumlah wanita yang merokok semakin bertambah banyak. Merokok saat ini juga dianggap menjadi penyebab dari kegagalan kehamilan, meningkatnya kematian bayi, dan penyakit lambung kronis.
Merokok dapat mengganggu kerja paru-paru yang normal karena hemoglobin lebih mudah membawa karbon dioksida membentuk karbon sihemoglobin daripada membawa oksigen. Orang yang banyak merokok (perokok aktif) dan orang yang banyak mengisap asap rokok (perokok pasif), dapat berakibat paru-parunya lebih banyak mengandung karbon monoksida dibandingkan oksigen sehingga kadar oksigen dalam darah kurang lebih 15% daripada kadar oksigen normal. Reaksi yang terjadi dalam tubuh adalah:

O2 + Hb                                     HbO2
Nikotin yang terbawa dalam aliran darah dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Nikotin dapat mempercepat denyut jantung (dapat mencapai 20 kali lebih cepat dalam satu menit dari keadaan normal), menurunkan suhu kulit sebanyak satu atau dua derajat karena penyempitan pembuluh darah kulit, dan menyebabkan hati melepaskan gula ke dalam aliran darah. Nikotin mempunyai pengaruh utama terhadap otak dan sistem saraf, juga dapat memberi pengaruh menenangkan. Namun nikotin juga merupakan obat yang bersifat aditif atau menyebabkan kecanduan. (Armstrong, 1982).
Perokok pasif (menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh orang lain yang sedang merokok) juga dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru, meskipun orang tersebut bukan perokok. Peningkatan resiko kanker paru-paru berbanding lurus dengan semakin seringnya seseorang terpapar asap rokok. Mereka yang tinggal dengan seorang perokok meningkatkan resiko sebanyak 20-30% sedangkan mereka yang bekerja di lingkungan tercemar asap rokok memiliki resiko sebesar 16-19%. Asap rokok yang telah dikeluarkan perokok lebih berbahaya daripada asap yang baru dihisap dari rokok. 3.400 perokok pasif meninggal setiap tahun akibat kanker paru-paru.
Asap rokok ganja mengandung zat karsinogen yang sama seperti asap rokok tembakau. Namun tidak ada peningkatan resiko terkena kanker paru-paru pada perokok ganja walaupun mereka sudah termasuk perokok ganja berat.
Selain merokok gas radon, debu asbes, polusi udara, genetika, dan  beberapa zat penyebab kanker menurut IARC (International Agency for Research on Cancer) Beberapa logam berat seperti aluminium, kadmium, chromium, berilium, besi, baja, nikel, dan arsen. Beberapa hasil pembakaran tidak sempurna seperti batubara, minyak jelantah, dan asap mesin diesel. Radiasi seperti sinar X, sinar gamma, dan plutonium dan beberapa gas beracun. Produksi karet dan debu silica, juga merupakan pencetus kanker paru.
D.      Epideminologi Kanker Paru
Di seluruh dunia, kanker paru-paru adalah kanker paling umum diderita oleh pria. Sedangkan bagi wanita, kanker paru-paru adalah kanker paling umum ketiga setelah kanker payudara. Pada tahun 2012, terdapat 1.820.000 kasus baru dan 1,56 juta orang meninggal akibat kanker paru-paru. Data tersebut mewakili 19,4% dari semua kematian akibat kanker. Angka kematian tertinggi berada di Amerika Utara, Eropa, dan Asia Timur. Sepertiganya berada di Tiongkok. Kasus kanker paru-paru di Afrika dan Asia Selatan tergolong rendah.
Penduduk yang paling rentan terkena kanker paru-paru adalah perokok yang berusia diatas 50 tahun. Untuk setiap 3-4 juta rokok yang dihisap, satu kematian akibat kanker paru-paru terjadi. Budaya merokok telah ada di sejumlah negara di dunia dan bahkan menjadi trend. Setelah diketahui bahwa perokok pasif lebih berisiko terkena kanker paru-paru, maka pemerintah gencar melakukan pembatasan merokok terutama di tempat umum. Emisi kendaraan bermotor, pabrik, dan pembangkit listrik juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.

E.       Gejala Kanker Paru
Gejala kanker paru-paru dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1.         Gejala pernapasan seperti batuk, batuk darah, dan sesak napas.
2.         Gejala sistemik dapat terjadi penurunan berat badan, demam, dan kelelahan.
3.         Gejala karena tekanan dari pertumbuhan sel kanker  berupa nyeri dada, nyeri tulang, dan mengalami kesulitan saat menelan.
Jika kanker tumbuh di saluran pernapasan, kanker tersebut mungkin dapat menghalangi aliran udara sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas. Sekitar 10% orang dengan kanker paru-paru tidak menemukan gejala kanker saat didiagnosis. Kanker tersebut seringkali terlihat saat pemeriksaaan radiografi.

F.        Patogenesis Kanker Paru-Paru
Kanker berkembang karena terdapat kerusakan genetik pada DNA dan adanya perubahan epigenetik. Perubahan ini dapat mempengaruhi fungsi sel termasuk proliferasi sel, kematian sel (apoptosis), dan perbaikan DNA.
Sama seperti kebanyakan penyakit kanker lainnya, kanker paru-paru dimulai dengan aktivasi onkogen atau inaktivasi gen supresor tumor. Zat karsinogen menyebabkan mutasi gen yang mendorong perkembangan kanker. Perubahan-perubahan epigenetik seperti metilasi DNA dapat menyebabkan terjadinya inaktivasi gen supresor tumor.

G.      Diagnosis Kanker Paru-Paru
Rontgen dada adalah salah satu cara pendeteksian dini jika seseorang mengalami gejala-gejala kanker paru-paru. Dengan rontgen, perubahan massa, pelebaran mediastinum, atelektasis, pneumonia, atau efusi pleura dapat dideteksi.
Hasil scan sinar X menunjukkan kanker paru-paru (warna putih)
Tanda-tanda kanker paru-paru yang terlihat saat melakukan rontgen dada bisa jadi menandakan penyakit lain seperti tuberkulosis, infeksi jamur, kanker metastatik, atau pneumonia. Rontgen tidak boleh dilakukan secara rutin untuk menghindari paparan radiasi berlebih.



H.      Pencegahan Kanker Paru-Paru
Berikut adalah cara mencegah kanker paru-paru. Merokok adalah cara yang paling efektif untuk mencegah berkembangnya kanker paru-paru.
Larangan merokok, sementara di sebagian besar industri yang menghasilkan zat karsinogen telah dilarang, industri rokok tembakau masih marak. Menghilangkan rokok tembakau adalah cara yang paling efektif untuk menekan angka penderita kanker paru-paru. Berhenti merokok adalah cara yang paling efektif bagi seseorang untuk menghindari kanker paru-paru.
Saat ini di beberapa negara telah dibuat peraturan larangan merokok di tempat umum untuk mengurangi perokok pasif. Tempat umum tersebut seperti restoran, taman, di dalam angkutan umum, perkantoran, gedung pemerintahan, dll. Bahkan Bhutan melarang merokok di semua tempat. WHO menyerukan pemerintah untuk melarang iklan rokok eksplisit untuk mencegah kaum muda merokok. Larangan tersebut berhasil menurunkan konsumsi tembakau sebesar 16%.
Strategi pencegahan lain yaitu dengan penggunaan jangka panjang suplemen vitamin A, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E tidak mengurangi risiko kanker paru-paru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak makan sayur dan buah cenderung memiliki risiko kanker paru-paru yang lebih rendah. Namun mengurangi merokok adalah cara yang paling efektif. Penelitian lebih lanjut belum menunjukkan hubungan yang jelas antara makanan dengan risiko kanker paru-paru.

I.         Penanganan dan Pengobatan Kanker Paru-Paru
Pengobatan kanker paru-paru bergantung pada jenis sel kanker, tingkat penyebarannya, dan kondisi kesehatan penderita. Penanganan umum termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan operasi.
a.         Pembedahan
Pembedahan berupa pengangkatan sel kanker. Namun jika kanker telah menyebar ke titik vital, tidak bisa dilakukan pembedahan. Tes darah dan tes fungsi paru-paru digunakan untuk menilai apakah penderita layak untuk dilakukan operasi. Jika tes fungsi paru-paru menunjukkan volume tidal menipis, operasi menjadi tidak dapat dilakukan. Pembedahan pada stadium awal kanker biasanya berupa pengangkatan lobus paru-paru.
b.         Radioterapi
Paru-paru perokok yang sudah terkena kanker (putih). Terlihat paru-paru menghitam akibat asap rokok. Radioterapi sering dilakukan bersamaan dengan kemoterapi. Radioterapi sering digunakan oleh penderita yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan operasi.
c.         Kemoterapi
Kemoterapi tergantung pada jenis kanker. Kanker paru-paru stadium awal dapat dilakukan kemoterapi dan radiasi. Dua obat yang digunakan untuk kemoterapi yang satu adalah sisplatin atau karboplatin, dan yang satunya lagi adalah gemcitabine, paklitaksel, dosetaksel, penetrasi, etoposide, atau vinorelbin.
d.        Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif dapat dilakukan bahkan ketika penderita masih menggunakan kemoterapi. Perawatan paliatif adalah perawatan interdisipliner yang berfokus pada penyakit pasien. Tujuannya adalah untuk meringankan beban penyakit. Perawatan paliatif membutuhkan biaya yang mahal.

BAB III
KESIMPULAN

A.      Kesimpulan
Di karenakan banyak kandungan dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Melihat kenyataan yang ada dapat dikatakan rokok itu lebih banyak mudharatnya (dampak negatifnya) dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.

B.       Saran
Setelah membaca makalah ini, semoga perokok dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Kusuma. 2011. Rokok Penyebab Gangguan Paru dan Pembuluh Darah. Jurnal hal 1
Merdiyati A S, dan Tirtosastro, Samsuri. 2009. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. Jurnal hal 34-35
Nurrahmah. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Dan Pembentukan Karakter Manusia. Jurnal vol 1 hal 79-80
Abdullah. Efektivitas Penggunaan Model Alat Respirasi dalam Menjelaskan Bahaya Rokok Kepada Siswa Negeri 13 Banda Aceh. Jurnal hal 1
Widarto, T.H. 1997. Fakta Tubuh. Jakarta: Erlangga
Aditama, T, J. 1996. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
Kartawigana, Elna. 2007. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Karsinogenesis. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Trisakti
Tabrani, Rab. 2009. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates
J. Corwin, Elizabet.2009. Buku saku Fisiologi edisi 3. Jakarta: Perpustakaan Nasional (KTD)
Aditama, Tjandra, Yoga. 1995. Rokok Masalah Dunia, Jurnal Kedokteran dan Farmasi,\ No.9 Tahun XXI. Jakarta: PT. Grafiti Medika Pers
Danusantoso, Halim. 1991. Rokok dan Perokok. Jakarta:  Kesehatan Populer Arcan
Chafetz, M.D. Morris. 1990. Merokok dan Kesehatan. Ilmu Pengetahuan Populer, Jilid 9, Jakarta: PT. Widyadara Grolier International Inc
Ahyar. 2009. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan, (Online), (http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2009/02/22/bahayamerokokbagikesehatan/. diakses 25 Desember 2016).
Anonymous. 2009. Kampanye Bebas Rokok, (Online),(http://fti.mercubuana.ac.id), diakses 25 Desember 2016).
Wastuwibowo, K. 2000. Bahaya Rokok, (Online), (http://rokok.komunikasi.org/ artikel/index.php., diakses 25 Desember 2016)
Wahyudi, A. 2009. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan, (Online), (http://ahyarwahyudi. wordpress.com/2009/02/22/bahaya-merokok-bagi- kesehatan/. diakses25 Desember 2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar