BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kanker
paru-paru sangat jarang ditemukan sebelum ada rokok. Bahkan sebelum tahun 1761
belum diakui sebagai penyakit. Pada tahun 1878, kanker paru-paru hanya 1% dari
semua kanker. Pada awal 1900-an, meningkat menjadi 10-15%. Pada tahun 1912,
terdapat 374 kasus kanker paru-paru di seluruh dunia. Pada tahun 1929, dokter
Fritz Lickint mengakui bahwa terdapat hubungan antara merokok dan kanker
paru-paru, yang menyebabkan terdapat kampanye antirokok yang agresif.
Penelitian pada 1950-an di Inggris adalah hasil penelitian pertama yang
menunjukkan bukti epidemiologi yang kuat tentang hubungan antara kanker
paru-paru dan merokok.
Kanker
paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan
paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, terutama asap rokok.
Kanker paru-paru adalah kanker pembunuh terbesar dimana telah membunuh hampir
90% penderitanya atau 30% dari seluruh kematian akibat kanker. Sekitar 1,56
juta orang meninggal setiap tahunnya karena kanker paru-paru.
Jika
tidak diobati, pertumbuhan sel kanker bisa menyebar ke luar paru-paru melalui
proses metastasis ke jaringan di dekatnya. Seringkali kanker paru-paru berasal
dari pertumbuhan sel abnormal pada jaringan epitel. Gejala paling umum kanker
ini adalah batuk (termasuk batuk darah), penurunan berat badan, sesak napas,
dan nyeri pada dada. Kanker paru-paru menyebabkan kematian karena paru-paru
merupakan bagian dari sistem pernapasan pada manusia. Jika pernapasan
terhambat, maka suplai oksigen ke seluruh tubuh juga terhambat.
Orang
yang paling beresiko terkena kanker paru-paru adalah orang yang sering terpapar
asap rokok (sekitar 80-90% dari total penderita kanker paru-paru) walaupun
orang itu bukan perokok yang sering disebut perokok pasif (sekitar 10-15% dari
total penderita). Penyebab lainnya adalah faktor genetik, paparan gas radon,
asbes, dan polusi udara.
Pengobatan
kanker paru-paru tergantung pada tahap kanker dan kondisi kesehatan penderita
secara keseluruhan. Perawatan umum pada penderita meliputi operasi, kemoterapi,
dan radioterapi. Di negara majupeluang hidup lebih besar
dibandingkan di negara berkembang harapan hidup lebih pendek.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi rokok?
2.
Apa kandungan zat berbahaya dalam rokok?
3.
Bagaimana hubungan rokok dengan kanker paru?
4.
Bagaimana epideminologi kanker paru?
5.
Apa gejala kanker paru?
6.
Bagaimana patogenesis kanker paru?
7.
Bagaimana cara mendiagnosis kanker paru?
8.
Bagaimana pencegahan kanker paru?
9.
Bagaimana penanganan dan pengobatan kanker
paru?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi rokok
2.
Untuk mengetahui kandungan zat berbahaya
dalam rokok
3.
Untuk mengetahui hubungan rokok dengan kanker
paru
4.
Untuk mengetahui epideminologi kanker paru
5.
Untuk mengetahui gejala kanker paru
6.
Untuk mengetahui patogenesis kanker paru
7.
Untuk mengetahui cara mendiagnosis kanker
paru
8.
Untuk mengetahui pencegahan kanker paru
9.
Untuk mengetahui penanganan dan pengobatan
kanker paru
D.
Metode
Metode
yang saya gunakan adalah kajian pustaka dilakukan dengan mencari literature di
internet dan buku-buku panduan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya
adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja
dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika,
sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan
bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya
untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan
saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam
Menurut WHO, merokok akan menciptakan beban ganda,
karena merokok akan menganggu kesehatan sehingga lebih banyak biaya harus
dikeluarkan untuk mengobati penyakitnya. Disamping itu merokok juga
menghabiskan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli makanan yang bergizi.
B.
Kandungan Zat Berbahaya
Dalam Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200
diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar,
nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung
bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya
No
|
Nama zat
|
Defenisi & efek terhadap kesehatan
|
1
|
ACROLEIN
C3H4O
|
Zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh dengan mengambil cairan dari
glyceril atau dengan mengeringkannya. Pada dasarnya zat ini mengandung
alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan.
|
2
|
KARBON MONOXIDA
CO
|
Gas yang tidak berbau. Zat ini dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna
dari unsur zat karbon. Jika karbon monoxida ini masuk ke dalam tubuh dan
dibawa oleh hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh. Satu molekul hemoglobin
dapat membawa empat molekul oksigen. Apabila didalam hemoglobin itu terdapat
karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen.
|
3
|
NIKOTIN
C10H14N2
|
Cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat rasa lapar. Jadi
menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok.
|
4
|
AMMONIA
NH3
|
Gas yang tidak berwarna, terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Memiliki bau
yang sangat tajam dan merangsang. Zat ini sangat cepat memasuki sel-sel tubuh
dan kalau disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan
atau koma
|
5
|
FORMIC ACID
HCO2H
|
Cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat
membuat lepuh.
|
6
|
HYDROGEN CYANIDE
HCN
|
Gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa.
Zat ini paling ringan dan mudah terbakar. Cyanide mengandung racun berbahaya
dan jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan berakibat kematian.
|
7
|
NITROUS OXIDE
N2O
|
Gas tidak berwarna dan jika diisap dapat menyebabkan hilangnya
pertimbangan dan membuat rasa sakit. Zat ini awalnya adalah untuk zat pembius
pada saat operasi.
|
8
|
FORMALDEHYDE
CH2O
|
Gas tidak berwarna dan berbau tajam. Gas ini bersifat pengawet dan
pembasmi hama.
|
9
|
PHENOL
C6H5OH
|
Zat ini terdiri dari campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi
zat-zat organik misalnya kayu dan arang. Phenol bisa terikat didalam protein
dan menghalangi kerja enzyme
|
10
|
ACETOL
C2H4O2
|
Zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap dengan alkohol.
|
11
|
HYDROGEN SULFIDE
|
Gas yang mudah terbakar dan berbau keras. Zat ini menghalangi oxidasi
enxym (zat besi berisi pigmen).
|
12
|
PYRIDINE
|
Cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Zat ini mampu mengubah alkohol
sebagai pelarut dan pembunuh hama.
|
13
|
METHYL CHLORIDE
CH2=CHCl
|
Merupakan campuran zat-zat bervalensa satu atas mana hidrogen dan karbon
sebagai unsur utama. Zat ini merupakan compound organis yang sangat beracun
dan uapnya bersifat sama dengan pembius.
|
14
|
METHANOL
CH3OH
|
Cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Jika diminum dan diisap
dapat berakibat pada kebutaan dan kematian.
|
15
|
TAR
C6H6
|
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapatkan dengan cara
distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang
menyebabkan kanker paru-paru.
|
C.
Hubungan Rokok Dengan Kanker Paru
Merokok
sejauh ini merupakan penyebab utama kanker paru-paru. Asap rokok mengandung
setidaknya 73 zat karsinogen (penyebab kanker) termasuk radioaktif polonium. Di
negara maju, 90% kematian akibat kanker paru-paru pada pria selama tahun 2000
diakibatkan oleh kebiasaan merokok (70% untuk perempuan). Di seluruh dunia,
80-90% penyebab kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok.
Kebiasaan merokok telah terbukti
berhubungan dengan kurang lebih 25 jenis penyakit dari berbagai organ tubuh
manusia. Penyakit tersebut, antara lain: kanker mulut, esophagus, faring,
laring, paru, pankreas, kandung kemih, dan penyakit pembuluh darah. Hal itu
dipengaruhi pula oleh kebiasaan meminum alkohol serta factor lain. (Aditama,
1995).
Merokok merupakan penyebab 87% kematian
akibat kanker paru. Pada wanita, kanker paru melampaui kanker payudara yang
merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Hal ini disebabkan karena
dalam tiga dekade terakhir ini, jumlah wanita yang merokok semakin bertambah
banyak. Merokok saat ini juga dianggap menjadi penyebab dari kegagalan
kehamilan, meningkatnya kematian bayi, dan penyakit lambung kronis.
Merokok dapat mengganggu kerja paru-paru
yang normal karena hemoglobin lebih mudah membawa karbon dioksida membentuk
karbon sihemoglobin daripada membawa oksigen. Orang yang banyak merokok
(perokok aktif) dan orang yang banyak mengisap asap rokok (perokok pasif),
dapat berakibat paru-parunya lebih banyak mengandung karbon monoksida
dibandingkan oksigen sehingga kadar oksigen dalam darah kurang lebih 15%
daripada kadar oksigen normal. Reaksi yang terjadi dalam tubuh adalah:


Nikotin
yang terbawa dalam aliran darah dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh.
Nikotin dapat mempercepat denyut jantung (dapat mencapai 20 kali lebih cepat
dalam satu menit dari keadaan normal), menurunkan suhu kulit sebanyak satu atau
dua derajat karena penyempitan pembuluh darah kulit, dan menyebabkan hati
melepaskan gula ke dalam aliran darah. Nikotin mempunyai pengaruh utama
terhadap otak dan sistem saraf, juga dapat memberi pengaruh menenangkan. Namun
nikotin juga merupakan obat yang bersifat aditif atau menyebabkan kecanduan.
(Armstrong, 1982).
Perokok
pasif (menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh orang lain yang sedang
merokok) juga dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru, meskipun orang
tersebut bukan perokok. Peningkatan resiko kanker paru-paru berbanding lurus
dengan semakin seringnya seseorang terpapar asap rokok. Mereka yang tinggal
dengan seorang perokok meningkatkan resiko sebanyak 20-30% sedangkan mereka
yang bekerja di lingkungan tercemar asap rokok memiliki resiko sebesar 16-19%.
Asap rokok yang telah dikeluarkan perokok lebih berbahaya daripada asap yang
baru dihisap dari rokok. 3.400 perokok pasif meninggal setiap tahun akibat kanker
paru-paru.
Asap
rokok ganja mengandung zat karsinogen yang sama seperti asap rokok tembakau.
Namun tidak ada peningkatan resiko terkena kanker paru-paru pada perokok ganja
walaupun mereka sudah termasuk perokok ganja berat.
Selain merokok gas radon, debu asbes,
polusi udara, genetika, dan beberapa zat
penyebab kanker menurut IARC (International Agency for Research on Cancer) Beberapa logam berat seperti aluminium, kadmium, chromium,
berilium, besi, baja, nikel, dan arsen. Beberapa hasil
pembakaran tidak sempurna seperti batubara, minyak jelantah, dan asap mesin
diesel. Radiasi seperti sinar X, sinar gamma, dan
plutonium dan beberapa gas beracun. Produksi karet
dan debu silica, juga merupakan pencetus kanker paru.
D.
Epideminologi Kanker Paru
Di
seluruh dunia, kanker paru-paru adalah kanker paling umum diderita oleh pria.
Sedangkan bagi wanita, kanker paru-paru adalah kanker paling umum ketiga
setelah kanker payudara. Pada tahun 2012, terdapat 1.820.000 kasus baru dan
1,56 juta orang meninggal akibat kanker paru-paru. Data tersebut mewakili 19,4%
dari semua kematian akibat kanker. Angka kematian tertinggi berada di Amerika
Utara, Eropa, dan Asia Timur. Sepertiganya berada di Tiongkok. Kasus kanker
paru-paru di Afrika dan Asia Selatan tergolong rendah.
Penduduk
yang paling rentan terkena kanker paru-paru adalah perokok yang berusia diatas
50 tahun. Untuk setiap 3-4 juta rokok yang dihisap, satu kematian akibat kanker
paru-paru terjadi. Budaya merokok telah ada di sejumlah negara di dunia dan
bahkan menjadi trend. Setelah diketahui bahwa perokok pasif lebih berisiko
terkena kanker paru-paru, maka pemerintah gencar melakukan pembatasan merokok
terutama di tempat umum. Emisi kendaraan bermotor, pabrik, dan pembangkit
listrik juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
E.
Gejala Kanker Paru
Gejala kanker
paru-paru dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1.
Gejala pernapasan seperti batuk, batuk
darah, dan sesak napas.
2.
Gejala sistemik dapat terjadi penurunan
berat badan, demam, dan kelelahan.
3.
Gejala karena tekanan dari pertumbuhan sel kanker berupa nyeri dada, nyeri tulang,
dan mengalami kesulitan saat menelan.
Jika
kanker tumbuh di saluran pernapasan, kanker tersebut mungkin dapat menghalangi
aliran udara sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas. Sekitar 10% orang
dengan kanker paru-paru tidak menemukan gejala kanker saat didiagnosis. Kanker
tersebut seringkali terlihat saat pemeriksaaan radiografi.
F.
Patogenesis Kanker Paru-Paru
Kanker
berkembang karena terdapat kerusakan genetik pada DNA dan adanya perubahan
epigenetik. Perubahan ini dapat mempengaruhi fungsi sel termasuk proliferasi
sel, kematian sel (apoptosis), dan perbaikan DNA.
Sama
seperti kebanyakan penyakit kanker lainnya, kanker paru-paru dimulai dengan
aktivasi onkogen atau inaktivasi gen supresor tumor. Zat karsinogen menyebabkan
mutasi gen yang mendorong perkembangan kanker. Perubahan-perubahan epigenetik
seperti metilasi DNA dapat menyebabkan terjadinya inaktivasi gen supresor
tumor.
G.
Diagnosis Kanker Paru-Paru
Rontgen
dada adalah salah satu cara pendeteksian dini jika seseorang mengalami
gejala-gejala kanker paru-paru. Dengan rontgen, perubahan massa, pelebaran
mediastinum, atelektasis, pneumonia, atau efusi pleura dapat dideteksi.
Hasil scan
sinar X menunjukkan kanker paru-paru (warna putih)
Tanda-tanda
kanker paru-paru yang terlihat saat melakukan rontgen dada bisa jadi menandakan
penyakit lain seperti tuberkulosis, infeksi jamur, kanker metastatik, atau
pneumonia. Rontgen tidak boleh dilakukan secara rutin untuk menghindari paparan
radiasi berlebih.
H.
Pencegahan Kanker Paru-Paru
Berikut
adalah cara mencegah kanker paru-paru. Merokok adalah cara yang paling efektif
untuk mencegah berkembangnya kanker paru-paru.
Larangan
merokok, sementara di sebagian besar industri yang
menghasilkan zat karsinogen telah dilarang, industri rokok tembakau masih
marak. Menghilangkan rokok tembakau adalah cara yang paling efektif untuk
menekan angka penderita kanker paru-paru. Berhenti merokok adalah cara yang
paling efektif bagi seseorang untuk menghindari kanker paru-paru.
Saat
ini di beberapa negara telah dibuat peraturan larangan merokok di tempat umum
untuk mengurangi perokok pasif. Tempat umum tersebut seperti restoran, taman,
di dalam angkutan umum, perkantoran, gedung pemerintahan, dll. Bahkan Bhutan
melarang merokok di semua tempat. WHO menyerukan pemerintah untuk melarang
iklan rokok eksplisit untuk mencegah kaum muda merokok. Larangan tersebut
berhasil menurunkan konsumsi tembakau sebesar 16%.
Strategi
pencegahan lain yaitu dengan penggunaan
jangka panjang suplemen vitamin A, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E tidak
mengurangi risiko kanker paru-paru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang
yang banyak makan sayur dan buah cenderung memiliki risiko kanker paru-paru
yang lebih rendah. Namun mengurangi merokok adalah cara yang paling efektif.
Penelitian lebih lanjut belum menunjukkan hubungan yang jelas antara makanan
dengan risiko kanker paru-paru.
I.
Penanganan dan Pengobatan Kanker Paru-Paru
Pengobatan
kanker paru-paru bergantung pada jenis sel kanker, tingkat penyebarannya, dan
kondisi kesehatan penderita. Penanganan umum termasuk kemoterapi, terapi
radiasi, dan operasi.
a.
Pembedahan
Pembedahan
berupa pengangkatan sel kanker. Namun jika kanker telah menyebar ke titik
vital, tidak bisa dilakukan pembedahan. Tes darah dan tes fungsi paru-paru
digunakan untuk menilai apakah penderita layak untuk dilakukan operasi. Jika
tes fungsi paru-paru menunjukkan volume tidal menipis, operasi menjadi tidak
dapat dilakukan. Pembedahan pada stadium awal kanker biasanya berupa
pengangkatan lobus paru-paru.
b.
Radioterapi
Paru-paru
perokok yang sudah terkena kanker (putih). Terlihat paru-paru menghitam akibat
asap rokok. Radioterapi sering dilakukan bersamaan dengan
kemoterapi. Radioterapi sering digunakan oleh penderita yang sudah tidak
memungkinkan lagi untuk dilakukan operasi.
c.
Kemoterapi
Kemoterapi
tergantung pada jenis kanker. Kanker paru-paru stadium awal dapat dilakukan
kemoterapi dan radiasi. Dua obat yang digunakan untuk kemoterapi yang satu
adalah sisplatin atau karboplatin, dan yang satunya lagi adalah gemcitabine,
paklitaksel, dosetaksel, penetrasi, etoposide, atau vinorelbin.
d.
Perawatan Paliatif
Perawatan
paliatif dapat dilakukan bahkan ketika penderita masih menggunakan kemoterapi.
Perawatan paliatif adalah perawatan interdisipliner yang berfokus pada penyakit
pasien. Tujuannya adalah untuk meringankan beban penyakit. Perawatan paliatif
membutuhkan biaya yang mahal.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Di karenakan
banyak kandungan dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Melihat kenyataan yang ada
dapat dikatakan rokok itu lebih banyak mudharatnya (dampak negatifnya) dari
pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiarkan terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan
seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.
B.
Saran
Setelah
membaca makalah ini, semoga perokok dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan
mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka
tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar
dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Kusuma. 2011. Rokok Penyebab
Gangguan Paru dan Pembuluh Darah. Jurnal hal 1
Merdiyati A S, dan
Tirtosastro, Samsuri. 2009. Kandungan
Kimia Tembakau dan Rokok. Jurnal hal 34-35
Nurrahmah. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Dan
Pembentukan Karakter Manusia. Jurnal vol 1 hal 79-80
Abdullah.
Efektivitas Penggunaan Model Alat Respirasi dalam Menjelaskan Bahaya Rokok Kepada
Siswa Negeri 13 Banda Aceh. Jurnal hal 1
Widarto, T.H. 1997. Fakta Tubuh. Jakarta: Erlangga
Aditama, T, J. 1996. Rokok
dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
Kartawigana, Elna. 2007. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam
Karsinogenesis. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Trisakti
Tabrani, Rab. 2009. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates
J. Corwin, Elizabet.2009. Buku saku Fisiologi edisi 3. Jakarta:
Perpustakaan Nasional (KTD)
Aditama, Tjandra, Yoga. 1995. Rokok
Masalah Dunia, Jurnal Kedokteran dan Farmasi,\ No.9 Tahun XXI. Jakarta: PT.
Grafiti Medika Pers
Danusantoso, Halim. 1991. Rokok
dan Perokok. Jakarta: Kesehatan
Populer Arcan
Chafetz, M.D. Morris. 1990. Merokok
dan Kesehatan. Ilmu Pengetahuan Populer, Jilid 9, Jakarta: PT. Widyadara
Grolier International Inc
Ahyar. 2009. Bahaya Rokok
Bagi Kesehatan, (Online), (http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2009/02/22/bahayamerokokbagikesehatan/.
diakses 25 Desember 2016).
Anonymous. 2009. Kampanye
Bebas Rokok, (Online),(http://fti.mercubuana.ac.id), diakses 25 Desember
2016).
Wastuwibowo, K. 2000. Bahaya
Rokok, (Online), (http://rokok.komunikasi.org/
artikel/index.php., diakses 25 Desember 2016)
Wahyudi, A. 2009. Bahaya
Merokok Bagi Kesehatan, (Online), (http://ahyarwahyudi. wordpress.com/2009/02/22/bahaya-merokok-bagi-
kesehatan/. diakses25 Desember 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar