Rabu, 23 November 2016

Endokarditis



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel.Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium.
Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontraksi yang diawali kekuatan rangsang dari oto jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat.Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial.Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokard dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa definisi penyakit endokarditis?
2.         Bagaimana etiologi penyakit endokarditis?
3.         Bagaimana patofisiologi penyakit endokarditis?
4.         Bagaimana manisfestasi klinis penyakit endikarditis?
5.         Bagaimana penatalaksanaan medis penyakit endokarditis?
6.         Bagaimana asuhan keperawatan penyakit endokarditis?

C.       Tujuan
1.         Untuk mengetahui definisi penyakit endokarditis
2.         Untuk mengetahui etiologi penyakit endokarditis
3.         Untuk mengetahui patofisiologi penyakit endokarditis
4.         Untuk mengetahui manisfestasi klinis penyakit endikarditis
5.         Untuk mengetahui penatalaksanaan medis penyakit endokarditis
6.         Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit endokarditis




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Definisi
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa;  akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
Endokarditis adalah Radang pada lapisan jantung yang paling dalam yang terdiri dari lapisan selaput lendir.
1.    Endokarditis Infektif
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada endokardium atau pembuluh darah besar. Endokarditis Infektif dibedakan berdasarkan gambaran klinisnya :
a.    Endokarditis bakteial subakut
b.    Timbul dalam beberapa minggu atau bulan
c.    Disebabkan oleh bakteri yang lebih ganas seperti Sterptococus viridans
d.   Endokarditis Bakterial akut
e.    Timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu
f.     Dengan tanda – tanda klinik yang lebih berat
g.    Disebabkan oleh bakteri yang ganas seperti Stafilokokus aureus
2.    Endokarditis Non Infektif
Disebabkan oleh faktor Trombosis yang disertai dengan vegetasi.Didapatkan pada penderita stadium akhir dari proses keganasan.
Endokarditis berdasarkan jenis katub jantung yang terkena infeksi dibedakan menjadi 2 yaitu native valve endokarditis yaitu infeksi pada katub jantung alami.Dan prognetic valve endokartis yaitu infeksi pada katub jantung buatan.

B.       Etiologi
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.

C.       Patofisiologi
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit. Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik.Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi.Besarnya emboli bermacam-macam.Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula.Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru.Bila emboli menyangkut di ginjal.akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.


D.      Manifestasi Klinis
Sering penderita tidak mengetahui dengan jelas. Sejak kapan penyakitnya mulai timbul , misalnya sesudah cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada kulit.
1.    Gejala umum
Demam dapat berlangsung terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak teratur sama sekali. Suhu 38 - 40 C terjadi pada sore dan malam hari, kadang disertai menggigil dan keringat banyak. Anemia ditemukan bila infeksi telah berlangsung lama. pada sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan limpha.
2.    Gejala Emboli dan Vaskuler
Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada). umumya sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah menjadi kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada masa penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan (splinter hemorrhagic).
3.    Gejala Jantung
Tanda-tanda kelainan jantung penting sekali untuk menentukan adanya kelainan katub atau kelainan bawaan seperti stenosis mitral, insufficiency aorta, patent ductus arteriosus (PDA), ventricular septal defect (VCD), sub-aortic stenosis, prolap katub mitral. Sebagian besar endocarditis didahului oleh penyakit jantung, tanda-tanda yang ditemukan ialah sesak napas, takikardi, palpasi, sianosis, atau jari tabuh (clubbing of the finger). Perubahan murmur menolong sekali untuk menegakkan diagnosis, penyakit yang sudah berjalan menahun, perubahan murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal jantung terjadi pada stadium akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering terjadi pada insufisiensi aorta dan insufisiensi mitral, jarang pada kelainan katub pulmonal dan trikuspid serta penyakit jantung bawaan non valvular .


E.       Komplikasi
1.    Gagal jantung.
2.    Emboli.
3.    Aneurisma nekrotik.
4.    Gangguan neurologi

F.        Pemeriksaan Penunjang
1.    Laboratorium
2.    Urine
3.    EKG
4.    Ekokardiografi
5.    Pemeriksaan rontgen.




G.      Penatalaksanaan
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga.Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif terhadpa penicillin G, diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu .  Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin sering kambuh dan resiko emboli lebih besar  oleh karena itu digunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6 minggu. Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari , ampisilin  dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur  dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan dengan antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai seperti : gagal Jantung . Juga  keseimbangan elektrolit, dan  intake yang cukup.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.      Pengkajian
1.    Pengkajian awal
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi:
a.    Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat.
b.    Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian yaitu nyeri, demam tinggi, sesak nafas.

2.    Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang diketahui dari pasien endokarditis adalah adanya nafas pendek, kelemahan, demam tinggi, nyeri pada dada dan tidak khas, adanya tanda kemerahan di kulit tangan dan kaki
b.    Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu yang sering dialami pasien adalah mempunyai riwayat penyakit demam rematik
c.    Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mempunyai penyakit yang menurun atau menular.

3.    Pemeriksaan Fisik
a.    Respirasi : (B1: Breathing)
data subyektif: Napas pendek, memburuk pada malam hari
data obyektif:
·      Dyspnea nocturnal
·      Batuk
·      Inspirasi wheezing
·      Takipnea
·      creackles dan ronchi lemah
·      Respirasi lambat
b.    Sirkulasi (B2: blood)
data subyektif :
·      Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit jantung, pernah operasi jantung, by-pass sering berdebar
data obyektif :
·      Takikardi, disritmi , friction rub perikardia, murmur, disfungsi otot-otot papila,irama gallop S3/S4 , ede
·      Peningkatan vena jugularis, ptekia (konjungtiva dan membran mukus)
·      Perdarahan pada bagian tertentu
·      Osler’s nodes pada jari/jari kaki
·      Janeway lessions (telapak tangan,dan kaki)
c.    Persyarafan (B3: Brain): biasanya composmentis
d.   Perkemihan (B4: Bladder):
data subyektif :
·      Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal
·      Riwayat frkwensi pemasukkan urin menurun
data obyektif : Konsentrasi urine keruh/pekat
e.    Pencernaan (B5:Bowel)

4.      Pemeriksaan penunjang
a.    EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi
b.    Echocardiografi: adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi katub, dilatasi atrium
c.    Enzim jantung: peningkatan CPK, tapi MB inzuenzim tidak ada
d.   Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat pulmonal
e.    Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur

B.       Diagnosa
1.         Penurunan curah jantung berhubungan dengan keterbatasan pengisian jantung/konstraktilitas ventricular, disritmia dan peningkatan kerja ventricular
2.         Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigenasi akibat pengisian jantung yang tidak adekuat
3.         Ketidakefektifan pola nafas berhunbungan dengan penurunan suplai darah dari jantung dan penurunan ekspansi paru karena edema pada paru
4.         gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan (agen biologis)
5.         Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap pandangan diri sendiri ( perubahan status kesehatan)
6.         gangguan konsep diri berhubungan dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas
7.         hipertermi berhubungan dengan adanya inflamasi
8.         gangguan pola tidur berhubungan pernapasan saat tidur
9.         intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidaknyamanan saat makan (sesak dan cemas)

C.       Intervensi
1.    Gangguan rasa nyaman: nyeri
a.    Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan menggunakan skala nyeri.
b.    Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien.
c.    Ajarkan teknik relaksasi pada pasien untuk mengurangi rasa nyeri.
d.   Batasi aktivitas pada pasien.
e.    Kolaborasikan pemberian analgesik sesuai indikasi pada pasien.
2.    Ketidakefektifan pola nafas
a.    Pantau kecepatan irama, kedalaman, dan usaha respirasi pada pasien.
b.    Berikan pasien posisi yang nyaman dan optimal untuk bernafas.
c.    Ajarkan pasien untuk relaksasi
d.   Instruksikan kepada pasien atau keluarga bahwa mereka harus memberi tahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernafasan.
e.    Kolaborasikan pemberian tindakan nebulizer  dan oksigenasi sesuai dengan program.
3.    Gangguan pola tidur
a.    Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik dan psikologis yang mengganggu pola tidur pasien.
b.    Bantu pasien untuk mengurangi faktor-faktor yang memungkinkan mengganggu pola tidur.
c.    Fasilitasi pasien untuk mempertahankan rutinitas tidurnya.
d.   Ajarkan pasien untuk tidak makan dan minum yang dapat mengganggu pola tidurnya.
e.    Lakukan pengaturan posisi yang nyaman pada pasien untuk mengoptimalkan pola tidurnya.


BAB IV
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel.Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium.














DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Joewono, Boedi Soesetyo. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika

Rilantono, Lily Ismuldiati . 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta : EGC

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar