Minggu, 02 Oktober 2016

pengkajian sistem kardiovaskuler



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung  komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler  yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan ketrampilan mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini dilaksanakan melalui interaksi perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran.Pemeriksaan dalam keperawatan menggunakan pendekatan yang sama dengan pengkajian fisik kedokteran, yaitu dengan pendekatan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi . Pengkajian fisik kedokteran dilakukan untuk menegakkan diagnosis yang berupa kepastian tentang penyakit apa yang diderita klien .pengkajian fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang dialami. Pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat dapat membuat perencanaan tindakan untuk mengatasinya.Untuk mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan pengkajian riwayat kesehatan, riwayat psikososial, sosek, dll. Hal ini memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak menimbulkan bias dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan.

B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana riwayat keperawatan sistem kardiovaskuler?
2.      Bagaimana pemeriksaan fisik pada sistem kardivaskuler?


C.           Tujuan
1.      Untuk mengetahui riwayat keperawatan sistem kardiovaskuler
2.      Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada sistem kardivaskuler



BAB II
PEMBAHASAN

Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler perawat tetap memandang klien sebagai makhluk holistik.Oleh karena itu dalam mengkaji senantiasa memperhatikan aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual kilen. Perubahan gangguan aspek biologis dapat mempengaruhi aspek lain, yang juga nantinya akan memberi dampak pada perkembangan penyakit klien.
Aspek-aspek yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler meliputi :
A.      BIODATA
1.         Identitas pasien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, pendidikan, alamat, diagnosa medis, tanggal/jam MRS dan tanggal/jam pengkajian.
2.         Keluhan utama: merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien dan merupakan alasan pokok klien MRS (keluhan utama saat MRS).
3.         Keluhan utama yang lain adalah keluhan utama saat dilakukan pengkajian (beberapa saat atau hari setelah klien MRS).
4.         Riwayat Penyakit Sekarangyang berisikan tentang keadaan dan keluhan­keluhan klien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan, penjalaran, kwalitas (berat ringannya) serangan, tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh klien/keluarga untuk mengatasi keluhan klien.
5.         Pedoman yang dipakai dalam menemukan perjalanan penyakit klien adalah P (Provokatif/palliatif), Q (Qualitas/Quantitas), R (Regio/Radiation), S (Severe l derajat keparahan), dan T (Time/waktu).
6.         Riwayat Penyakit Masa LaIu :meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama penyakit yang dapat mendukung munculnya penyakit saat ini (faktor predisposisi maupun presipitasi), misalnya hipertensi, penyakit pembuluh darah, diabetes mellitus, gangguan fungsi tyroid, RHD, penyakit jantung, penyakit darah dan lain-lain.
7.         Riwayat Penyakit Keluarga :meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga terutama yang berhubungan dengan gangguan pada sistem kardiovaskuler atau pada sistem lain yang mempunyai sifat herediter dan berpengaruh terhadap fungsi sistem kardiovaskuler.
8.         Riwayat Psikososialmeliputi riwayat psikologis pasien yang berhubungan dengan kondisi penyakitnya serta dampaknya terhadap kehidupan sosial pasien.
9.         Pola aktivitas sehari-hari:meliputi pola nutrisi dan cairan (makan dan minum), pola eliminasi (urine/bowel), istirahat-tidur, personal hygiene serta aktivitas/kebiasaan lain yang dapat memperburuk kondisi klien.
10.     Kesan Umum:meliputi kondisi klien yang tampak oleh perawat.
11.     Tanda-tanda vital: meilputi Tekanan Darah (hipertensi, normal, hipotensi), Denyut Nadi, Respirasi rate, Suhu, Tinggi badan, Berat badan.
12.     Pemeriksaan kepala dan leher:

B.       PEMERIKSAAN FISIK
1.         Wajah mungkin di dapatkan pucat, cyanosis (dampak dan menurunnya distnbusi oksigen ke jaringan perifer), oedema periorbital (dampak dan penurunan laju filtrasi glomerulus serta retensi air dan garam), grimace/tanda kesakitan, dan lain-lain.
2.         Hidung pernafasan cuping hidung, cyanosis.
3.         Mata : konjunctiva pucat, ptechieae ; sclera icterus/normal; arcus senilis pada cornea; keadaan pembuluh darah retina (fundus mata).
4.         Leher:
a.       Distensi vena jugularis (Jugularis Venous Pressure> 5, 2 cm atau> 3 cm), adanya denyutan menunjukkan CHF.


b.      Arten karotis:
1)        Palpasi : untuk menilai adanya atherosclerosis baik pada arteri karotis kiri/kanan; bila berdenyut seperti berdansa menunjukkan adanya insuffisiensi aorta
2)        Auskultasi,bila terdengar bunyi bruit menunjukkan adanya aorta stenosis, atherosclerosis arteri carotis. Auskultasi juga untuk menilai adanya penjalaran bising aorta.
c.    Kelenjar thyroid dengan auskultasi bila terdengar bising menunjukkan peningkatan vaskularisasi akibat hiperfungsi thyroid.
d.   Trachea : dengan palpasi bila setiap teraba denyut jantung trachea tertarik ke bawah (Oliver Sign) menunjukkan aneurisma aorta; amati kesimetrisan.
5.    Thorax ( Paru dan Jantung)
1)        Inspeksi Menilai kesimetrisan dan bentuk thorax (Cekung : perikarditis kronis, fibrosis paru. Cembung pada intercosta menunjukkan tanda efusi perikard/pleura. Cembung di Os. costae menunjukkan adanya kelainan jantung kongenital) ; gerakan pernafasan; pola nafas; pelebaran vena di dada; denyut apex jantung; denyut nadi dada/punggung; penonjolan dada setempat yang berdenyut: retraksi di precordium (seirama dengan sistole menunjukkan adanya perikarditis, Insuffisiensi). Trikuspidalis dan aorta); retraksi otot intercostae dan suprasternal.
2)        Palpasi  Vocal fremitus untuk menilai getaran suara pada dinding dada.
Denyut apex (normal :ICS V MidClavicula Line. Sinistra selebar I
cm)
, denyut apex meningkat pada Insuffisiensi aorta/mitral, sedikit
meningkat pada hipertensi dan aorta stenosis, bila denyut apex
didapatkan pada linea sternalis sinistra menunjukkan adanya
hipertrofi ventrikel kanan.
a.    Getaran/Thrill : menunjukkan bising jantung dengan lokasi di:
b.    lCS II LSS adalah thrill akibat bising pulmonal stenosis
c.    lCS IV LSS adalah thrill akibat bising ventrikel septum defect
d.   lCS II LSD adalah thrill akibat bising aorta stenosis
e.    Apex pada fase diastole menunjukksn Mitral stenosis, sedang­kan pada fase sistole menunjukksn Mitral Insuffisiensi
f.     Denyut arteri di lokasi :
g.    Clavicula dan/ atau lCS II LSD menunjukkan Aneurisma aorta
h.    lCS II LSS menunjukkan Patent ductus arteriosus, Aneurisma arteri pulmonalis, aneurisms aorta descending.
3)        PerkusiMenilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru (normal resonan/sonor).
4)        Auskultasi Suara nafas dan suara nafas tambahan seperti ronchi, rales, wheezing, friction rub pleura
a.    Bunyi jantung I, II, lIl/IV atau Gallops rithme.
b.    Bising jantung : mitral, aorta, trikuspidalis, pulmonalis, defect septal, friction rub/gesekan perikard.
6.        Abdomen
1.    Auskultasi Menilai peristaltik usus,bising sistolik (aneurisma aorta abdominal)
2.    Insfeksi Menilai bentuk; keadaan permukaan perut; gerakan dinding perut; pelebaran vena abdominal; denyutan pada dinding perut di epigastrium (ventrikel kanan), lokasi lain (aneurisma aorta abdominal), di hypokondrium kanan (denyut vena hepar akibat hipertensi dan decompensasi cordis kanan)
3.    Palpasi Menilai adanya hepatomegali, splenomegali, ascites (pada decompensasi cordis kanan dan CHF)
4.    Perkusi : Shifthing dullness menunjukkan adanya cairan dalam abdomen (ascites).




7.        Extremitas
1.    Inspeksi  :
a.         Cyanosis pada kuku dan kulit ujung Jari menunjukkan tanda hipoxia jaringan perifer.
b.         Putih pucat pada kuku dan ujung jari (penyakit Raynauld *), Purpura/ptechiae pada sela jari, telapak tangan/kaki (tanda Endokarditis/SBE, infeksi virus)
c.         Erytema nodusum pada kulit di daerah tibia (endokarditis causa streptococcus)
d.        Splinter Haemorragic pada kuku (Endokarditis/SBE)
e.         Oedema
f.          Clubbing fingers (causa hipoxia kronis)
2.    Palpasi       
a.    Denyut nadi (Iihat pengkajian nadi
b.    Suhu extremitas dingin
c.    Tonus otot
d.   Pitting oedema
e.    Nyeri
8.      Integumen
Kuning pucat ( dampak acidosis metabolik) atau kuning jaundice/ikterik (dampak penurunan faal hepar).
9.        Neurologis perubahan/penurunan tingkat kesadaran serta perubahan sensori akibat hipoxia otak.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
System sirkulasi darah merupakan satu system yang paling penting di dalam tubuh manusia. Fungsinya adalah untuk membawa oksigen,tenaga dan nutrisi ke seluruh tubuh fungsi lain yaitu untukTransport: makanan, gas, hormon, mineral, enzim, sisa metabolism, Mempertahankan suhu tubuh dengan cara vasokontriksi dan vasodilatasi Perlindungan melalui sistem imun dan pembekuan darah Buffering, protein darah merupakan sisten buffer yang mempertahankan pH darah .
Untuk dapat mengetahui adanya kelainan-kelainan jantung maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa tersebut.
Dalam melakukan Tes diagnostik kardiovaskuler meliputi dua jenis pemeriksaan yaitu: Invassive (melukai )dan Non Invassive (tidak melukai). Contoh pemeriksaan penunjang tersebut adalah tes diagnostic, seperti EKG, fhoto thorax, TMT dll.

B.       Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai pengkajian sistem kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.


DAFTAR ISI



Brunner & suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.
Sylvia A. Price, Lorrain M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.EGC : Jakarta.
Guyton.1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.EGC : Jakarta.
Doengoes Marlyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar