Selasa, 10 November 2015

Tantangan Dan Peluang Tenaga Kesehatan Di Era Globalisasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Tantangan dan peluang di Era Globalisasi serta antisipasi yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh merupakan tema yang sangat relevan dengan situasi saat ini karena berbagai alasan.Salah satu diantaranya adalah karena masalah sumber daya manusia dan globalisasi adalah dua dari sekian banyak topik yang paling hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Tidak terhitung sudah berapa banyak seminar, ceramah, lokakarya, simposium dan artikel koran sampai saat ini yang tak henti-hentinya mengangkat topik tersebut baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Pernyataan para pejabat, serta lontaran para pakar, tokoh masyarakat dan professional dalam berbagai kesempatan semuanya menambah bobot nilai dan arti penting dari kedua topik tersebut.Hal ini terjadi karena topik sumber daya manusia dan globalisasi memang menyangkut masalah dasar yang amat penting bagi kelangsungan hidup kita sebagai bangsa kini dan dimasa mendatang.
Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia.Globalisasi tersebut dipicu dan dipercepat dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan IPTEK.Selain itu Globalisasi Kesehatan menjadikan dunia kesehatan yang selama ini syarat dengan aspek humanitarian sebagai salah satu indikator kualitas sumber daya manusia (SDM), ternyata telah mengalami distorsi dan menjadi elemen pokok komoditas ekonomi yang menggiurkan.
Globalisasi harus dijadikan agenda baru kesehatan masyarakat ketika Indonesia memasuki abad 21. Globalisasi akan memberikan dampak yang sangat luas kepada Indonesia. Dampak globalisasi diperkirakan dapat memberikan pengaruh baik terhadap penggunaan teknologi kesehatan, sistim pelayanan, penyakit penyakit baru, hingga kondisi sosial kemasyarakatan lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau, dampak globalisai harus menjadi salah satu prioritas area garapan bidang kesehatan di Indonesia.
Kesehatan merupakan modal bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.Globalisasi yang marak dikampanyekan dalam semua lini sebagai tantangan maupun ancaman juga merambah wilayah kesehatan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum, oleh karena itu perlunya kesiapan kita sebagai tenaga kesehatan khusus nya dalam bidang kesehatan masyarakat untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut agar kita tidak tertinggal dengan adanya pengaruh globalisasi tersebut.

B.                 RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian globalisasi?
2.      Apa saja tantangan dan peluang globalisasi bagi kesehatan masyarakat?
3.      Apa saja solusi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan globalisasi tersebut?

C.                 TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari globalisasi
2.      Untuk mengetahui tantangan dan peluang globalisasi bagi kesehatan masyarakat
3.      Untuk mengetahui solusi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan globalisasi.










BAB II
ISI
A.                Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia.Globalisasi tersebut dipicu dan dipercepat dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan IPTEK.Globalisasi ini memiliki dampak dengan meningkatnya tuntutan standar kompetensi yang harus dimiliki setiap orang.Oleh karena itu, dalam menghadapi globalisasi yang lebih berperan untuk mencapai kesuksesan yaitu kekuatan daya pikir, seperti kecerdasan, kreativitas, dan inovasi.
1.      Globalisasi memiliki beberapa indikator, yaitu:
·         Cepatnya perkembangan IPTEK
·         Keterbukaan informasi
·         Persaingan di berbagai bidang usaha
·         Pergeseran budaya dan politik
·         Standarisasi kualitas secara global

2.      Dampak dari adanya globalisasi antara lain:
·         Modernisasi melawan kesiapan mental masyarakat
·         Negera yang kuatlah yang akan mampu menguasai teknologi dan informasi
·         Semakin lebarnya kesenjangan ekonomi dan social
·         Adopsi kultur yang berdampak positif dan negatif
·         Tuntutan yang semakin besar terhadap tuntunan kompetensi pendidikan
·         Semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi
·         Globalisasi juga terjadi di Indonesia.dampak yang ditimbulkan dengan adanya globalisasi di Indonesia.

3.      Dampak positif
·         Informasi semakin mudah didapatkan
·         Semakin terbukanya peluang untuk meningkatkan kompetensi
·         Meningkatnya kesadaran sikap profesionalisme
·         Meningkatnya kreativitas dan inovasi dengan semakin terbukanya iptek
·         Masyarakat semakin kritis

4.       Dampak Negatif
·         Kekalahan dalam persaingan global
·         Ketergantungan terhadap Negara lain
·         Cenderung menjadi penikmat (konsumen) dalam perdagangan
·         Pergeseran budaya timur ke barat
·         Berkembangnya sikap egois, hedonisme, mau menang sendiri, anarki, dan sikap negative lainnya
Menurunnya rasa nasionalisme, berpikir secara instan, masa bodoh, dan mudah menyerah. Dengan adanya dampak negatif dari globalisasi ini, maka harus ada penyeimbang agar masyarakat tidak sepenuhnya terpengaruh dengan dampak negatif tersebut, yaitu:
1.       Kecintaan terhadap budaya nasional masih terasa di lingkungan masyarakat
2.      Nila-nilai spiritual masih sangat berpengaruh dalam masyarakat
3.       Masih bertahannya sikap gotong royong, peduli kepada masyarakat, dan hormat kepada orang yang lebih tua
Dengan adanya globalisasi ini, masih ada yang menjadi tantangan bagi berat bagi masyarakat di Indonesia.Tantangan tersebut yaitu kondisi masyarakat pendidikan dan usaha yang kurang kondusif.Hal-hal yang masih menjadi tantangan tersebut yaitu:
1.      Sumber daya manusia yang kurang siap pakai karena links & match antara pendidikan dengan lingkungan usaha tidak sesuai harapan
2.      Kurangnya pembinaan soft skill kepada siswa atau mahasiswa
3.      Adanya gab besar antara tujuan pendidikan dan industri
Oleh karena itu, dibutuhkan penyeimbang antara lingkungan pendidikan dengan dunia usaha di Indonesia. Kondisi penyeimbang tersebut yaitu:
1.      Sumber daya manusia yang memiliki potensi tinggi masih tersedia
2.      Peluang kerja masih terbuka lebar
3.      Meningkatnya kepedulian dunia usaha terhadap dunia pendidikan
Solusi dalam menghadapi tantanga globalisasi yaitu adanya nilai-nilai olimpisme meiputi:
1.      Living Respect, Dengan adanya sikap menghormati, maka:
a.       Kecintaan terhadap budaya bangsa akan meningkat
b.      Meningkatnya kepedulian terhadap sesama
c.       Selalu ingin bersikap positif
d.      Saling ,menghargai perbedaan
2.       Living Excellent, Dengan adanya sikap prestatif, maka:
a.       Masyarakat tidak akan mudah menyerah
b.      Tidak mudah merasa puas dan selalu bekerja keras
c.       Melihat tantangan sebagai peluang
d.      Masyarakat akan semakin dinamis, kreatif, inovatif, dan selalu ingin berkarya dan belajar
Sikap prestatif ini, sesuai dengan filosofi “Citius, Altius, dan Fortius” (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat). Filosofi tersebut bermakna bahwa sebuah bangsa akan lebih maju jika masyaraktnya selalu ingin lebih cepat dalam belajar, lebih tinggi dalam target prestasi, dan memiliki kekuatan sumberdaya yang lebih baik.
3.        Living Fair Play, Dengan adanya sikap ini, maka:
a.       Semakin tinggi sikap sportifitas
b.      Dapat meminimalisasi penyakit masyarakat (KKN)
c.       Mengurangi budaya malas dan instan
d.      Menghargai kejujuran
Dengan penjabaran tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa globalisasi memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan masyarakat.Untuk memerangi sikap negative tersebut, maka nilai-nilai olimpisme dapat dijadikan solusinya.Sehingga kita dapat menjadikan globalisasi ini menjadi peluang untuk menjadi yang lebih baik lagi.

B.     Tantangan globalisasi dalam bidang kesehatan masyarakat meliputi:
1.      Meningkatnya mobilitas profesional kesehatan masyarakat dari suatu negara ke negara lain.
2.      Meningkatnya mobilitas kosumen kesehatan (pasien) yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis maupun non medis seperti ahli kesmas.
3.      Meningkatnya perusahaan-perusahaan  asuransi asing di dalam negeri yang akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
4.      Adanya persaingan yang akan mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan terutama dalam bidang kesehatan masyarakat.
5.      Muncunya Tenaga kesehatan asing yang dikhawatirkan akan semakin memperkuat episentrum kesehatan di Pulau Jawa sehingga persebaran tenaga kesehatan di wilayah Indonesia akan semakin tidak merata.
6.      Tenaga kesehatan dalam negeri dikhawatirkan kalah dalam persaingan dengan tenaga medis maupu non medis asing dalam bidang pendidikan, infrastruktur, teknologi. Berdasarkan data Centre for Internasional Trade Thailand (2012), kualitas tenaga kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat di Indonesia ditempatkan pada kualitas menengah. Adapun dalam hal teknologi, pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia dapat dikatakan tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura. Yang menjadi kendala adalah dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk meningkatkan teknologi yang ada sementara pemerintah hanya mengalokasikan 2,2 % dari total health expenditure, jauh tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Filipina bahkan Vietnam yang telah mengalokasikan dana sebesar 6,6%. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor jasa praktisi medis maupun non medis untuk mengupayakan level kompetensi tenaga dokter maupun kesmas Indonesia yang setara dengan tenaga kesehatan masyarakat dari negara tetangga/ASEAN lainnya.
7.      Belum masifnya sosialisasi dari pemerintah (khususnya Indonesia) kepada tenaga kesehatan masyarakat dalam negeri mengenai adanya ASEAN Community 2015 . Jika hal ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan baik tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan akan tertinggal jauh dalam persiapan menghadapi ASEAN Community 2015.
8.      Meningkatnya perubahan perilaku  atau pun gaya hidup sehat masyarakat yang lebih instans sehingga menimbulkan berbagai masalah penyakit baru dalam masyarakat.

C.     Solusi dalam menghadapi tantangan globalisasi
1.      akses masuk untuk tenaga kesehatan masyarakat asing dalam hal ini dari wilayah Asia Tenggara harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Selain itu, tenaga kesehatan asing yang masuk harus dipusatkan di wilayah perifer terutama daerah Indonesia Timur untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia di wilayah perifer ke level yang lebih baik dan untuk melindungi tenaga kesehatan dalam negeri dengan mempertimbangkan stigma bahwa secara hakiki, pelayanan medis bertumpu pada kesehatan pasien. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan di daerah perifer secara mutlak perlu disertai dengan peningkatan infrastruktur serta akses pelayanan kesehatan.
2.      pemerintah juga sepantasnya memerhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan Indonesia yang sedang mengabdi di daerah perifer dalam bidang sosial maupun ekonomi. Karena selayaknya, semangat pengabdian mereka sebagai barisan pertama pelayanan kesehatan masyarakat harus diapresiasi
3.      pemerintah perlu merumuskan kembali baik regulasi maupun kebijakan yang mendukung ahli kesehatan masyarakat Indonesia menjadi lebih terlindungi dalam menghadapi adanya tenaga kesmas asing yang berpraktik di Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan mempertegas dan memperjelas Mutual Recognition Arrangement dan membatasi secara kuantitas jumlah tenaga asing yang masuk.
4.      terkait perlunya peningkatan daya saing tenaga medis maupun non medis Indonesia melalui peningkatan standar kompetensi sehingga terlahir tenaga medis dan tenaga kesmas yang berkualitas, profesional dan kompetitif. Dalam hal ini, pasangan presiden–wakil presiden terpilih harus menginstruksikan adanya koordinasi antara IAKMI, Kemenkes, Kemendiknas dan stakeholders lainnya agar terbentuk regulasi yang memadai untuk standar kompetensi tenaga medis Indonesia. Diperlukan sistem kurikulum dengan standar baku secara nasional bagi institusi pendidikan tenaga kesmas di Indonesia yang mampu menghasilkan lulusan baru dengan kualitas tinggi, profesional dan siap bersaing secara kompetitif di  dunia internasional.
5.      peningkatan jumlah serta pemaksimalan infrastruktur pendukung dalam hal ini teknologi yang digunakan tenaga kesehatan masyarakat pada instalasi kesehatan pemerintah dan juga pada institusi pendidikan kesehatan masyarakat yang memadai sehingga daya saing, mutu dan kualitas dari tenaga kesehatan masyarakat Indonesia akan semakin meningkat.
6.      pemberian sosialisasi secara luas dan menyeluruh kepada seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat melalui media massa, media sosial maupun secara langsung sebagai langkah awal persiapan dalam menghadapi ASEAN Community 2015 yang sudah semakin dekat pelaksanaanya, tetapi sejauh ini masih belum masif sosialisasinya.Bagaimanapun status kesiapan Indonesia, Asean Community 2015 tetap akan menjadi babak baru yang harus kita masuki dan harus kita hadapi.
7.      Meningkatkan pengembangan sumber daya tenaga kesehatan masyarakat melalui sistem pendidikan yang baik dan mulai di siapkan untuk berkompetisi di masa mendatang selain itu harus mempunyai landasan kepribadian yg kuat, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai serta pemahaman kaidah kehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia.Globalisasi tersebut dipicu dan dipercepat dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan IPTEK.Tantangan globalisasi dalam bidang kesehatan masyarakat meliputi: Meningkatnya mobilitas profesional kesehatan masyarakat dari suatu negara ke negara lain, Meningkatnya mobilitas kosumen kesehatan (pasien) yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis maupun non medis seperti ahli kesmas,Adanya persaingan yang akan mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan terutama dalam bidang kesehatan masyarakat dan lain-lain. Dan adapun solusi dalam menghadapi tantanga tersebut salah satunya yaitu: Meningkatkan pengembangan sumber daya tenaga kesehatan masyarakat melalui sistem pendidikan yang baik dan mulai di siapkan untuk berkompetisi di masa mendatang selain itu harus mempunyai landasan kepribadian yg kuat, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai serta pemahaman kaidah kehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.        
B.      Saran
Diharapkan Bagi mahasiswa/i ahli kesmas lebih meningkatkan kemampuan belajar agar kita memiliki keterampilan dan bisa menambah wawasan yang lebih maksimal agar kita bisa menjadi manusia yang berkualitas dalam mengembangkan diri kita baik dimasyarakat maupun dalam pembangunan yang luas untuk bangsa Indonesia khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.Selain itu agar kita mampu bersaing di dunia kerja baik nasional maupun internasional, dan disarankan mahasiswa/i lebih banyak memanfaatkan perkembangan IPTEK agar kita tidak tertinggal dengan negara-negara maju yang sangat pesat khususnya dalam bagi kesmas.

DAFTAR PUSTAKA
Setiawan,Oryz. Fenomena Komersialisasi Layanan Kesehatan. Kamis, 22 September 2005.
Soetantini Noer. Globalisasi Kesehatan, RS Asing Bermunculan. suarasurabaya.net. Kelana Kota 08 Januari 2010, 18:53:29
Widajat, Rochmanadji. Pelayanan Kesehatan di Era Globalisasi. Suara Merdeka Kamis 17 Juni 2004
Stefanus Yulius Bonaventura dalam Citizen Journalism, minggu 29 september 2013
Sumber : http://ainiazzahracalontenagakesmas.blogspot.co.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar