Kamis, 05 November 2015

Proposal Penelitian Diabetes Melitus



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kini DM menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara. International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar penderita DM berusia antara 40-59 tahun (Trisnawati, 2013).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative. DM merupakan salah satu penyakit degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di Jakarta baru sebesar ,7%; pada tahun 1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia yang paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain ialah DM tipe 1; diabetes kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok individu lain dengan toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu (TGT).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal. Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang tenang dan bila dibiarkan akan menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tandatanda awal penyakit diabetes ini menjadi sangat penting.
B.     Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tandatanda awal penyakit diabetes mellitus.

C.     Manfaat
Untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tanda-tanda awal penyakit diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A.    Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau gula. Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut.
Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein.

B.     Klasifikasi Diabetes Melitus
1.      Diabetes Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami dengan cara :
·         Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati.
·         Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
·         Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga.
Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.
2.      Diabetes Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
·         Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)
·         Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
·         Kurang gerak badan (olahraga)
·         Faktor keturunan (herediter)
3.      Diabetes mellitus tipe lain
·         Defek genetik fungsi sel beta
Beberapa bentuk diabetes dihubungkan dengan defek monogen padafungsi sel beta, dicirikan dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25 tahun) atau disebut maturity-onset diabetes of the young (MODY). Terjadi gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan tetap normal. Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian genetik yang mengakibatkan ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin.
·         Defek genetik kerja insulin
Terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia, hiperglikemia dan diabetes. Beberapa individu dengan kelainan ini juga dapat mengalami akantosis nigricans, pada wanita mengalami virilisasi dan pembesaran ovarium.
·         Karena obat/zat kimia
Beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun tikus) dan pentamidin dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid mengganggu kerja insulin.
4.      Diabetes kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga. Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) di akibatkan oleh kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, seperti tipe 2 di beberapa kesaksian. Biasanya terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau kesehatan ibu, dan sekitar 20-50 % dari wanita penderita GDM bertahan hidup. GDM terjadi di sekitar 2-5 % dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan bisa menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

C.     Gejala diabetes
1.
Sering buang air kecil
6.
Sifat lekas marah.
2.
Rasa haus lebih sering.
7.
Penglihatan kabur
3.
Sering merasa lapar
8.
Infeksi sulit sembuh.
4.
Berat badan cepat turun.
9.
Kulit Gatal.
5.
Peningkatan kelelahan.
10.
Disfungsi seksual pada pria.
11.   Luka dan memar tidak sembuh dengan baik atau dengan cepat.
12.   Gusi berwarna sangat merah dan/atau bengkak/gusi menadik diri dari   gigi.
13.   Sering penyakit gusi/infeksi.
14    Mati rasa atau kesemutan, terutama di kaki dan tangan. 

D.    Penyebab Diabetes Melitus
1.       Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Gula
Kita semakin sulit menghindari makanan yang mengandung gula, hal tersebut sangat mudah di jumpai seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue dan lain-lain. Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita sadari mengandung banyak gula. Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut tidak pernah kita ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa sendok teh takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang wajar.
2.       Kurang tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingg tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang, istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit kembali.
3.      Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah makanan yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes.
4.      Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paruparu, merokok juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
5.       Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan menjadi berlebih. Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik selama bekerja.

E.      Pengobatan Diabetes Mellitus
Cara penangan dan pengobatan penyakit diabetes mellitus menurut Dr. Nabyl (2009). Diantaranya adalah dengan mengkonsumsi makanan seimbang, diet sehat, dan olahraga. Pengobatan dengan terapi insulin adalah jalan pengobatan terhadap penderita penyakit diabetes dalam arti lain terapi insulin adalah penyuntikan insulin ke dalam tubuh hanya dilakukan terhadap pasien diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang sudah akut. Selain dengan cara diatas kita dapat menggunakan cara terapi insulin yaitu :
1.    Insulin Dasar.
Yaitu insulin yang diproduksi pankreas untuk mengontrol tingkat glukose di antara jam makan (pada saat tubuh tidak sedang makan) dan pada malam hari (waktu tidur) atau ketika tubuh dalam keadaan puasa (tidak menerima makanan dan minuman).
2.  Insulin Bolus (Boluses Insulin).
Yakni Insulin yang diproduksi pada saat tubuh sedang menerima makanan minuman (ketika seseorang sedang makan-minum). Insulin ini diproduksi sesuai dengan banyaknya glukose yang diterima tubuh di tengah-tengah aksi makan dan minum.
Insulin adalah hormon yang di produksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjarpankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino ke dalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein.  
insulin meningkatkan penyimpangan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai energi indikasi terapi dengan insulin :
  1. semua penderita diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Penderita diabetes tipe 2 tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
  2. keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
  3. diabetes gestasional dan penderita diabetes yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
  4. ketoasidosis diabetik.
  5. hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penderita diabetes yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat.
  6. gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
  7. kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.


Cara memasukkan insulin ke dalam tubuh dilakukan dengan :
1.      Injeksi Berkala
Injeksi berkala maksudnya menyuntikkan cairan insulin ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik (syringe). Penyuntikan dapat dilakukan penderita diabetes sendiri atau dibantu orang lain. Karena dilakukan secara berkala dan ditentukan manual, diperlukan hitung- hitungan waktu penyuntikan dan dosisnya. Normalnya, penyuntikan dilakukan pada waktu sedang makan. Penyuntikan juga dapat disasarkan masuk kedalam jaringan tubuh atau otot, dibawah kulit saja, atau pula langsung ke pembuluh darah.Sasaran suntikan juga menentukan kecepatan reaksi yang diinginkan.
2.      Pompa Insulin
Pompa insulin terdiri atas sebuah kotak (seukuran kotak rokok, i-pod, PDA) yang di dalamnya berisi chip komputer, baterai, dan wadah insulin. Alat ini memiliki memiliki saluran yang pada ujungnya melekat jarum suntik. Insulin dipompakan secara berkala menurut pengaturan chip komputer yang sudah diprogram, sedangkan ujung jarum suntik tetap tertancap pada kulit atau pembuluh darah dan dipertahankan tetap pada tempatnya di sana dengan bantuan plester. Wadah dan pompa insulin dapat menyimpan insulin untuk beberapa hari. Kemudian pompa insulin harus di isi kembali. Dibandingkan dengan penyuntikan manual secara berkala, pemakaian pompa insulin relatif lebih praktis, walaupun tetap ada kelemahan yang sama, yaitu bahwa dosis dan waktu pengasupan insulin ke dalam tubuh tidak persis sempurna sesuai kebutuhan tubuh. Setidak-tidaknya pompa insulin dapat juga menghindarkan pasien dari kesakitan dan kerusakan jaringan tubuh akibat di suntik berulang-ulang sepanjang masa.
1.      Kombinasi Intensif
Injeksi berkala dan penggunaan pompa insulin dapat di kombinasikan. Idealnya, pompa insulin distel tetap memompakan insulin (Insulin Dasar) secara berkala, meskipun pasien sedang tidur atau tidak melakukan aktifitas makan, sedangkan injeksi berkala (Insulin Bolus) dilakukan ketika pasien maka lebih banyak dan beragam atau makan tidak tepat pada waktunya makan (melanggar program chip komputer).   


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode  kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena.  Fenomena disajikan secara apa adanya dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu tidak diperlukan suatu hipotesa untuk membandingkannya (Nurssalam, 2008).

B.     Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kedondong Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun karena tempat tersebut mudah dijangkau peneliti sehingga  mendukung peneliti untuk mengambil data dan sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian.

C.     Tahapan Penelitian
Tahap-tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Setelah memperoleh surat ijin untuk melakukan penelitian dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Madiun peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu di Desa Kedondong
2.      Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan keikutsertaan dalam penelitian ini kepada calon responden, bagi yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian.

D.    Teknik Pengumpulan data
Tahap-tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Peneliti memanggil satu persatu warga yang telah menandatangani lembar persetujuan untuk mengisi data diri yang dibantu oleh peneliti
2.      Peneliti melakukan wawancara terhadap peserta mengenai pola makan, keturunan yang menderita diabetes dan lain sebagainya
3.      Peneliti melakukan cek kadar gula darah untuk mengetahui kadar gula darah diambang normal atau melebihi ambang normal
4.      Peneliti mengumpulkan data peserta untuk dilakukan analisis mengenai faktor penyebab diabetes melitus

E.     Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan teknik sebagai berikut :
a.       Analisa Univariat
Analisis univarate digunakan untuk mendiskripsikan pada setiap variabel. Variabel penelitian memiliki data berskala interval, maka analisa univariate yang digunakan adalah distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005) yang meliputi pengetahuan dan faktor-faktor penyebab diabetes mellitus di Desa Kedondong. Karena data bersifat kategorik (nominal) maka analisis Univariat menggunakan distribusi frekuensi dan prosentase.
b.      Analisa Bivariat
Analisis bivariate yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terkait.
 



BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A.    Biaya
Untuk melancarkan pelaksanaan ada biaya dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan total biaya sebesar Rp. 5.000.000,00. secara rinci anggaran biaya dibagi terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian pertama dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua rekapitulasi anggaran penelitian.
1.       Justifikasi anggaran biaya penelitian
meliputi biaya honor, peralatan penunjang, pembelian bahan habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara kabupaten/kota serta biaya seminar dan publikasi. secara lebih rinci anggaran yang dibutuhkan terlihat pada lampiran 1.
2.      Rekapitulasi Anggaran biaya penelitian
Rekapitulasi Anggaran biaya penelitian seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran Penelitian

No.
Jenis Pengeluaran
Biaya yang diusulkan (Rp)
1.
Gaji dan upah (20%)
Rp. 1.000.000,00

Bahan habis pakai dan peralatan (50%)
Rp. 2.500.000,00

Perjalanan (10%)
Rp.    500.000,00

Lain-lain (Publikasi, seminar, dan laporan) (20%)
Rp. 1.000.000,00
Jumlah
Rp. 5.000.000,00

B.     Jadwal Pelaksanaan penelitian
Rencana waktu penelitian mulai dari tanggal 5 januari 2015 sampai dengan tanggal 9 Desember 2015 .
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi :
1.      Tahap Persiapan penelitian
2.      penyusunan dan pengajuan judul
3.      pengajuan proposal
4.      perijinan penelitian
5.      perijinan penelitian
6.      Pengumpulan data
7.      Analisis data
8.      Tahap penyusunan laporan
9.      Seminar
10.  Perbaikan hasil seminar Penelitian
Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian terlihat pada lampiran 2

 
Lampiran 2. Formal justifikasi anggaran

1.    Honor
Honor/Jam (Rp)
Waktu (Jam perminggu)
Minggu
Total Honor
Rp 10.000,00
4 jam
25
Rp. 1.000.000,00
Jumlah
Rp. 1.000.000,00

2.    Peralatan penunjang
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan
Total harga peralatan penunjang
Material 1
Printer
1 unit
Rp. 500.000,00
Rp.    500.000,00
Material 2
Glucometer
1 paket
Rp. 450.000,00
Rp.    450.000,00
Material 3
Internet
12 bulan
Rp. 100.000,00
Rp. 1.200.000,00
Jumlah
Rp. 2.150.000,00

3.      Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan
Total harga bahan habis pakai
Material 1
 Alkohol
1 buah
Rp 12.000,00
Rp.   12.000,00
Material 2
Kapas
2 buah
Rp. 8.000,00
Rp.   16.000,00
Material 3
 Blood Lancet
1 pack
Rp. 18.000,00
Rp.   18.000,00
Material 4
 Lancing device
1 buah
Rp. 55.000,00
Rp.   55.000,00
Material 6
 Strip Glucose
25 buah
Rp. 3.000,00
Rp.   75.000,00
Material 7
 Baterai
4 buah
Rp. 2.000,00
Rp.      8000,00
Material 8
 Keras A4
1 Rim
Rp. 36.000,00
Rp.   36.000,00
Material 9
tinta
4 buah
Rp. 30.000,00
Rp. 120.000,00
Material 10
Alat tulis
1 paket
Rp. 10.000,00
Rp.   10.000,00
Jumlah
Rp. 350.000,00

4.      Perjalanan
Material
Justifikasi Perjalanan
Kuantitas
Harga Satuan
Total biaya
Perjalanan ke Madiun
Survey/sampling/dll
7 Paket
Rp. 25.000,00
Rp. 175.0000
Perjalanan ke Magetan
Konsultasi Ahli
3 Paket
Rp. 30.000,00
Rp. 90.000,00
Perjalanan ke Ponorogo
Seminar
3 Paket
Rp. 25.000,00
Rp. 75.000,00
Perjalanan Lokal
Proses Pelaporan
4 Paket
Rp. 40.000,00
Rp. 160.000,00
Jumlah
Rp. 500.000,00
  

5.      Lain-lain
Kegiatan
Kuantitas
Harga Satuan
Total biaya
Administrasi
1 Paket
Rp. 200.000,00
Rp.    200.000,00
Publikasi
1 Paket
Rp. 300.000,00
Rp.    300.000,00
Seminar
1 Paket
Rp. 500.000,00
Rp.    500.000,00
Jumlah
Rp. 1.000.000,00

  

Lampiran 3. Format Jadual Penelitian

No
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Tahap Persiapan penelitian













a.    penyusunan dan pengajuan judul













b.      pengajuan proposal













c.       perijinan penelitian












2.
Tahap Pelaksanaan













a.    Pengumpulan data













b.      Analisis data












3.
Tahap penyusunan laporan












4
Seminar












5.
Perbaikan hasil seminar Penelitian















 







 

1 komentar: