BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kini DM menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar.
Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011
telah mencapai 366 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta
pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang
menderita DM di Asia Tenggara. International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka
mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Sebagian besar penderita DM berusia antara 40-59 tahun
(Trisnawati, 2013).
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai
penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolute maupun relative. DM merupakan salah satu
penyakit degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di Jakarta baru sebesar ,7%;
pada tahun 1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2001
melonjak menjadi 12,8%.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam,
tetapi di Indonesia yang paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis
diabetes yang lain ialah DM tipe 1; diabetes kehamian/gestasional (DMG) dan
diabetes tipe lain. Ada juga kelompok individu lain dengan toleransi glukosa
abnormal tetapi kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok
diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu (TGT).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila
diketahui lebih awal. Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia
datang tenang dan bila dibiarkan akan menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi
fatal. Oleh karena itu, mengenal tandatanda awal penyakit diabetes ini menjadi
sangat penting.
B.
Perumusan Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian untuk memberikan pemahaman
dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tandatanda awal penyakit diabetes
mellitus.
C. Manfaat
Untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya
mengenal tanda-tanda awal penyakit diabetes mellitus.
BAB
II
TINJAUN
PUSTAKA
A. Pengertian
Diabetes Melitus
Diabetes
Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari istilah
kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau
gula. Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang
tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung
gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing
Manis”.
Secara
definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun
relatif.
Diabetes
Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada
sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes
melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Pada kondisi normal, kadar
gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja
hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.
Setiap
sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan
(karbohidrat) di usus dan akan
kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu
produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.
Berkat
pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk ke
dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai
bahan energi dalam sel tersebut.
Sel
otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai energi,
sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian
tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
B. Klasifikasi
Diabetes Melitus
1. Diabetes
Melitus Tipe 1
Pada Diabetes Melitus Tipe 1
penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses
penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula
darah secara alami dengan cara :
·
Meningkatkan jumlah
gula yang disimpan di dalam hati.
·
Merangsang sel-sel
tubuh agar menyerap gula.
·
Mencegah hati
mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika
insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Gula dalam darah
berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula
disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga.
Disinilah
fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam
darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan
pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya
diabetes melitus sangat besar sekali.
2. Diabetes
Melitus Tipe 2
Jika pada Diabetes Melitus 1
penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes
Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima)
hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktifitas hormon
insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor
yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Walau
belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini terdapat
beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:
·
Obesitas, terutama yang besifat sentral
(bentuk tubuh apel)
·
Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
·
Kurang gerak badan (olahraga)
·
Faktor keturunan (herediter)
3. Diabetes
mellitus tipe lain
·
Defek genetik fungsi
sel beta
Beberapa bentuk diabetes
dihubungkan dengan defek monogen padafungsi sel beta, dicirikan dengan onset
hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25 tahun) atau disebut maturity-onset
diabetes of the young (MODY). Terjadi gangguan sekresi insulin namun kerja
insulin di jaringan tetap normal. Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6
lokus di beberapa kromosom, yang paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga
mutasi di kromosom 7p yang mengkode glukokinase. Selain itu juga telah
diidentifikasi kelaian genetik yang mengakibatkan ketidakmampuan mengubah
proinsulin menjadi insulin.
·
Defek genetik kerja
insulin
Terdapat mutasi pada reseptor
insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia, hiperglikemia dan diabetes.
Beberapa individu dengan kelainan ini juga dapat mengalami akantosis nigricans,
pada wanita mengalami virilisasi dan pembesaran ovarium.
·
Karena obat/zat kimia
Beberapa
obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun tikus) dan
pentamidin dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid mengganggu
kerja insulin.
4. Diabetes
kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan
sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada waktu kehamilan. Diabetes jenis
ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi
glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga. Gestasional Diabetes
Mellitus (GDM) di akibatkan oleh kombinasi dari kemampuan reaksi dan
pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, seperti tipe 2 di beberapa
kesaksian. Biasanya terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan.
GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau kesehatan ibu, dan sekitar
20-50 % dari wanita penderita GDM bertahan hidup. GDM terjadi di sekitar 2-5 %
dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan bisa menyebabkan permasalahan
dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang),
janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita
memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.
C. Gejala
diabetes
1.
|
Sering buang air kecil
|
6.
|
Sifat lekas marah.
|
2.
|
Rasa haus lebih sering.
|
7.
|
Penglihatan kabur
|
3.
|
Sering merasa lapar
|
8.
|
Infeksi sulit sembuh.
|
4.
|
Berat badan cepat turun.
|
9.
|
Kulit Gatal.
|
5.
|
Peningkatan kelelahan.
|
10.
|
Disfungsi seksual pada pria.
|
11.
Luka dan memar tidak sembuh dengan baik atau dengan cepat.
12.
Gusi berwarna sangat merah dan/atau bengkak/gusi menadik diri dari
gigi.
13.
Sering penyakit gusi/infeksi.
14
Mati rasa atau kesemutan, terutama di kaki dan tangan.
D.
Penyebab Diabetes Melitus
1. Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung
Gula
Kita semakin sulit menghindari
makanan yang mengandung gula, hal tersebut sangat mudah di jumpai seperti es
krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue dan lain-lain.
Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita sadari mengandung banyak
gula. Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan
minuman tersebut tidak pernah kita ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita
minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa sendok teh
takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang wajar.
2. Kurang tidur
Kurang
tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingg tubuh mudah
terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok
mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan
begadang, istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit
kembali.
3. Makan
terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti
Perlu Anda ketahui bahwa tubuh
mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah makanan yang Anda makan. Jika
Anda makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam
bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka
dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh.
Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes.
4. Merokok
Merokok
merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman beralkohol.
Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paruparu, merokok
juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga
dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya
hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk
terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem
sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh
yang lambat laun berat badan menjadi berlebih. Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak
aktivitas fisik selama bekerja.
E. Pengobatan Diabetes Mellitus
Cara
penangan dan pengobatan penyakit diabetes mellitus menurut Dr. Nabyl (2009).
Diantaranya adalah dengan mengkonsumsi makanan seimbang, diet sehat, dan
olahraga. Pengobatan dengan terapi insulin adalah jalan pengobatan terhadap
penderita penyakit diabetes dalam arti lain terapi insulin adalah penyuntikan
insulin ke dalam tubuh hanya dilakukan terhadap pasien diabetes tipe 1 atau
tipe 2 yang sudah akut. Selain dengan cara diatas kita dapat menggunakan cara
terapi insulin yaitu :
1. Insulin Dasar.
Yaitu
insulin yang diproduksi pankreas untuk mengontrol tingkat glukose di antara jam
makan (pada saat tubuh tidak sedang makan) dan pada malam hari (waktu tidur)
atau ketika tubuh dalam keadaan puasa (tidak menerima makanan dan
minuman).
2. Insulin Bolus (Boluses Insulin).
Yakni
Insulin yang diproduksi pada saat tubuh sedang menerima makanan minuman (ketika
seseorang sedang makan-minum). Insulin ini diproduksi sesuai dengan banyaknya
glukose yang diterima tubuh di tengah-tengah aksi makan dan minum.
Insulin adalah hormon yang di produksi oleh sel beta pulau
Langerhans kelenjarpankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino ke dalam
sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein.
insulin meningkatkan penyimpangan
lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai energi indikasi terapi dengan
insulin :
- semua penderita diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Penderita diabetes tipe 2 tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
- keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
- diabetes gestasional dan penderita diabetes yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
- ketoasidosis diabetik.
- hiperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penderita diabetes yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat.
- gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
- kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
Cara
memasukkan insulin ke dalam tubuh dilakukan dengan :
1. Injeksi Berkala
Injeksi
berkala maksudnya menyuntikkan cairan insulin ke dalam tubuh dengan menggunakan
alat suntik (syringe). Penyuntikan dapat dilakukan penderita diabetes sendiri
atau dibantu orang lain. Karena dilakukan secara berkala dan ditentukan manual,
diperlukan hitung- hitungan waktu penyuntikan dan dosisnya. Normalnya,
penyuntikan dilakukan pada waktu sedang makan. Penyuntikan juga dapat
disasarkan masuk kedalam jaringan tubuh atau otot, dibawah kulit saja, atau
pula langsung ke pembuluh darah.Sasaran suntikan juga menentukan kecepatan
reaksi yang diinginkan.
2. Pompa Insulin
Pompa
insulin terdiri atas sebuah kotak (seukuran kotak rokok, i-pod, PDA) yang di
dalamnya berisi chip komputer, baterai, dan wadah insulin. Alat ini memiliki
memiliki saluran yang pada ujungnya melekat jarum suntik. Insulin dipompakan
secara berkala menurut pengaturan chip komputer yang sudah diprogram, sedangkan
ujung jarum suntik tetap tertancap pada kulit atau pembuluh darah dan
dipertahankan tetap pada tempatnya di sana dengan bantuan plester. Wadah dan
pompa insulin dapat menyimpan insulin untuk beberapa hari. Kemudian pompa
insulin harus di isi kembali. Dibandingkan dengan penyuntikan manual secara
berkala, pemakaian pompa insulin relatif lebih praktis, walaupun tetap ada
kelemahan yang sama, yaitu bahwa dosis dan waktu pengasupan insulin ke dalam
tubuh tidak persis sempurna sesuai kebutuhan tubuh. Setidak-tidaknya pompa
insulin dapat juga menghindarkan pasien dari kesakitan dan kerusakan jaringan
tubuh akibat di suntik berulang-ulang sepanjang masa.
1. Kombinasi Intensif
Injeksi
berkala dan penggunaan pompa insulin dapat di kombinasikan. Idealnya,
pompa insulin distel tetap memompakan insulin (Insulin Dasar) secara
berkala, meskipun pasien sedang tidur atau tidak melakukan aktifitas
makan, sedangkan injeksi berkala (Insulin Bolus) dilakukan ketika pasien
maka lebih banyak dan beragam atau makan tidak tepat pada waktunya makan
(melanggar program chip komputer).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Desain
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk
mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena disajikan secara apa adanya dan
peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut
bisa terjadi, oleh karena itu tidak diperlukan suatu hipotesa untuk
membandingkannya (Nurssalam, 2008).
B. Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini akan dilakukan di Desa Kedondong Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun karena
tempat tersebut mudah dijangkau peneliti sehingga mendukung peneliti untuk mengambil data dan
sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian.
C. Tahapan
Penelitian
Tahap-tahap
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Setelah memperoleh surat ijin untuk melakukan
penelitian dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Madiun peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu di Desa
Kedondong
2.
Peneliti memberikan informasi tentang tujuan
penelitian dan keikutsertaan dalam penelitian ini kepada calon responden, bagi
yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk menandatangani
lembar persetujuan penelitian.
D. Teknik
Pengumpulan data
Tahap-tahap
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Peneliti memanggil satu persatu warga yang telah menandatangani
lembar persetujuan untuk mengisi data diri yang dibantu oleh peneliti
2.
Peneliti melakukan wawancara terhadap peserta mengenai
pola makan, keturunan yang menderita diabetes dan lain sebagainya
3.
Peneliti melakukan cek kadar gula darah untuk
mengetahui kadar gula darah diambang normal atau melebihi ambang normal
4.
Peneliti mengumpulkan data peserta untuk dilakukan
analisis mengenai faktor penyebab diabetes melitus
E. Analisis Data
Data yang
diperoleh dianalisa dengan teknik sebagai berikut :
a.
Analisa Univariat
Analisis univarate digunakan untuk mendiskripsikan
pada setiap variabel. Variabel penelitian memiliki data berskala interval, maka
analisa univariate yang digunakan adalah distribusi frekuensi (Notoatmodjo,
2005) yang meliputi pengetahuan dan faktor-faktor penyebab diabetes mellitus di
Desa Kedondong. Karena data bersifat kategorik (nominal) maka analisis
Univariat menggunakan distribusi frekuensi dan prosentase.
b.
Analisa Bivariat
Analisis bivariate yaitu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terkait.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya
Untuk melancarkan pelaksanaan ada biaya
dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan total biaya sebesar Rp.
5.000.000,00. secara rinci anggaran biaya dibagi terbagi dalam dua bagian,
yaitu bagian pertama dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua
rekapitulasi anggaran penelitian.
1.
Justifikasi
anggaran biaya penelitian
meliputi biaya honor, peralatan
penunjang, pembelian bahan habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara
kabupaten/kota serta biaya seminar dan publikasi. secara lebih rinci anggaran
yang dibutuhkan terlihat pada lampiran 1.
2.
Rekapitulasi Anggaran biaya penelitian
Rekapitulasi Anggaran biaya penelitian
seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran Penelitian
No.
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya yang
diusulkan (Rp)
|
1.
|
Gaji dan upah (20%)
|
Rp. 1.000.000,00
|
Bahan habis pakai dan peralatan (50%)
|
Rp. 2.500.000,00
|
|
Perjalanan (10%)
|
Rp. 500.000,00
|
|
Lain-lain (Publikasi, seminar, dan
laporan) (20%)
|
Rp. 1.000.000,00
|
|
Jumlah
|
Rp. 5.000.000,00
|
B.
Jadwal Pelaksanaan penelitian
Rencana waktu penelitian mulai dari
tanggal 5 januari 2015 sampai dengan tanggal 9 Desember 2015 .
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi
:
1.
Tahap Persiapan penelitian
2.
penyusunan dan pengajuan judul
3.
pengajuan proposal
4.
perijinan penelitian
5.
perijinan penelitian
6.
Pengumpulan data
7.
Analisis data
8.
Tahap penyusunan laporan
9.
Seminar
10. Perbaikan hasil seminar Penelitian
Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan
penelitian terlihat pada lampiran 2
Lampiran 2.
Formal justifikasi anggaran
1. Honor
Honor/Jam (Rp)
|
Waktu (Jam perminggu)
|
Minggu
|
Total Honor
|
Rp 10.000,00
|
4 jam
|
25
|
Rp. 1.000.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 1.000.000,00
|
2. Peralatan penunjang
Material
|
Justifikasi
Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
|
Total harga
peralatan penunjang
|
Material 1
|
Printer
|
1 unit
|
Rp. 500.000,00
|
Rp. 500.000,00
|
Material 2
|
Glucometer
|
1 paket
|
Rp. 450.000,00
|
Rp. 450.000,00
|
Material 3
|
Internet
|
12 bulan
|
Rp. 100.000,00
|
Rp. 1.200.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 2.150.000,00
|
3.
Bahan
Habis Pakai
Material
|
Justifikasi
Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
|
Total harga bahan
habis pakai
|
Material 1
|
Alkohol
|
1 buah
|
Rp 12.000,00
|
Rp. 12.000,00
|
Material 2
|
Kapas
|
2 buah
|
Rp. 8.000,00
|
Rp. 16.000,00
|
Material 3
|
Blood
Lancet
|
1 pack
|
Rp. 18.000,00
|
Rp. 18.000,00
|
Material 4
|
Lancing
device
|
1 buah
|
Rp. 55.000,00
|
Rp. 55.000,00
|
Material 6
|
Strip Glucose
|
25 buah
|
Rp. 3.000,00
|
Rp. 75.000,00
|
Material 7
|
Baterai
|
4 buah
|
Rp. 2.000,00
|
Rp. 8000,00
|
Material 8
|
Keras A4
|
1 Rim
|
Rp. 36.000,00
|
Rp. 36.000,00
|
Material 9
|
tinta
|
4 buah
|
Rp. 30.000,00
|
Rp. 120.000,00
|
Material 10
|
Alat tulis
|
1 paket
|
Rp. 10.000,00
|
Rp. 10.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 350.000,00
|
4.
Perjalanan
Material
|
Justifikasi
Perjalanan
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
|
Total biaya
|
Perjalanan ke
Madiun
|
Survey/sampling/dll
|
7 Paket
|
Rp. 25.000,00
|
Rp. 175.0000
|
Perjalanan ke Magetan
|
Konsultasi
Ahli
|
3 Paket
|
Rp. 30.000,00
|
Rp. 90.000,00
|
Perjalanan ke
Ponorogo
|
Seminar
|
3 Paket
|
Rp. 25.000,00
|
Rp. 75.000,00
|
Perjalanan Lokal
|
Proses
Pelaporan
|
4 Paket
|
Rp. 40.000,00
|
Rp. 160.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 500.000,00
|
5.
Lain-lain
Kegiatan
|
Kuantitas
|
Harga Satuan
|
Total biaya
|
Administrasi
|
1 Paket
|
Rp. 200.000,00
|
Rp. 200.000,00
|
Publikasi
|
1 Paket
|
Rp. 300.000,00
|
Rp. 300.000,00
|
Seminar
|
1 Paket
|
Rp. 500.000,00
|
Rp. 500.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 1.000.000,00
|
Lampiran 3. Format Jadual Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Waktu Pelaksanaan
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Tahap
Persiapan penelitian
|
||||||||||||
a. penyusunan
dan pengajuan judul
|
|||||||||||||
b. pengajuan
proposal
|
|||||||||||||
c. perijinan
penelitian
|
|||||||||||||
2.
|
Tahap
Pelaksanaan
|
||||||||||||
a.
Pengumpulan data
|
|||||||||||||
b.
Analisis data
|
|||||||||||||
3.
|
Tahap
penyusunan laporan
|
||||||||||||
4
|
Seminar
|
||||||||||||
5.
|
Perbaikan
hasil seminar Penelitian
|
terimakasih artikelnya sudah membantu, salam sukses
BalasHapus